Bitcoin Hampir Tembus US$ 70.000: Donald Trump akan Ubah Regulasi Kripto

Sifi Masdi

Friday, 18-10-2024 | 10:00 am

MDN
Pergerakan harga mata uang kripto Bitcoin dalam perdagangan, Jumat (18/10/2024) [indodax]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga Bitcoin (BTC) terus menunjukkan tren kenaikan yang signifikan dan mendekati titik tertinggi sepanjang masa. Pada hari Kamis, 17 Oktober 2024, harga Bitcoin mencapai US$ 68.000, atau sekitar Rp 1,06 miliar, didorong oleh sejumlah faktor penting, termasuk perkembangan spekulasi politik di Amerika Serikat (AS) dan arus masuk dana dari Exchange-Traded Funds (ETF) Bitcoin. Tren bullish ini menimbulkan harapan bahwa Bitcoin dapat segera mencapai level US$ 70.000.

 

Dalam sepekan terakhir, harga Bitcoin melonjak sekitar 10,54%, menembus angka US$ 68.000 untuk pertama kalinya sejak Juli 2024. Salah satu faktor utama yang memicu kenaikan ini adalah spekulasi terkait hasil Pemilihan Presiden AS 2024. Donald Trump, kandidat terdepan dari Partai Republik, dipandang oleh pasar sebagai sosok yang lebih ramah terhadap industri kripto, dan kemungkinan terpilihnya Trump memunculkan ekspektasi adanya perubahan regulasi yang lebih longgar untuk mata uang digital ini.

 

Menurut Fyqieh Fachrur, seorang trader dari Tokocrypto, pasar kripto semakin dipanaskan oleh berita terkait kemungkinan perubahan regulasi di AS. Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Trump dapat melakukan reformasi besar dalam kebijakan kripto, termasuk potensi pemecatan Gary Gensler, Ketua Securities and Exchange Commission (SEC), yang selama ini dikenal sangat ketat dalam mengawasi pasar kripto.

 

Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari anggota Kongres Bryan Donalds, yang menyatakan bahwa Trump bisa mengambil langkah drastis ini pada hari pertama menjabat, jika terpilih. Selain itu, platform taruhan politik Polymarket menunjukkan peningkatan peluang kemenangan Trump, dari 54,7% pada 14 Oktober menjadi 58,5% pada 17 Oktober. Sentimen ini semakin memperkuat ekspektasi pasar bahwa jika Trump kembali memegang tampuk kekuasaan, regulasi terhadap kripto akan menjadi lebih ringan.

 


 

BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan di Akhir Pekan: Jumat, 18 Oktober 2024

Elon Musk Guncangkan Pasar Kripto 

Hasil Pilpres AS Menentukan Harga Mata Uang Kripto di Masa Depan 

AS Tuduh Platform Kripto Rusia Terlibat Pencucian Uang

 


 

Selain spekulasi politik, arus masuk dana ke ETF Bitcoin di AS juga menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan harga BTC. Pada pekan ini, beberapa ETF utama melaporkan aliran dana masuk yang signifikan. Pada hari Selasa (14/10), ETF Bitcoin berbasis spot di AS mencatat total arus masuk bersih sebesar US$ 371 juta (sekitar Rp 5,7 triliun), dan arus masuk ini terus berlanjut hingga Rabu (17/10). Ini menunjukkan bahwa para investor besar ikut terlibat dalam mendukung tren bullish ini.

 

Beberapa ETF yang mencatat aktivitas menonjol di antaranya: Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC): Arus masuk sebesar US$ 14,8 juta. Kemudian Bitwise Bitcoin ETF (BITB): Arus masuk sebesar US$ 12,9 juta.

 

Selama tiga hari terakhir, total arus masuk bersih mencapai lebih dari US$ 65 juta, mencerminkan kepercayaan yang kuat dari para investor terhadap potensi kenaikan lebih lanjut harga Bitcoin.

 

Risiko dan Prospek

Meskipun tren saat ini sangat positif, Fyqieh Fachrur mengingatkan bahwa para investor tetap harus berhati-hati terhadap potensi risiko yang ada, termasuk kemungkinan penjualan besar-besaran Bitcoin oleh pemerintah AS.

 

 

 

 

Saat ini, pemerintah AS memegang lebih dari 203.000 BTC, yang jika dijual secara bersamaan, bisa memberikan tekanan besar pada harga pasar. Namun, tren arus masuk ETF yang kuat serta sentimen positif terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed) telah membantu meredam kekhawatiran ini.

 

Fyqieh juga menekankan bahwa sentimen bullish ini bisa menjadi peluang besar bagi para investor, terutama jika ada perubahan dalam regulasi kripto di AS yang memberikan kebebasan lebih kepada pasar.

 

"Jika regulasi AS berubah menjadi lebih ramah terhadap kripto, kita bisa melihat kenaikan harga Bitcoin yang lebih agresif," ujarnya. Para investor disarankan untuk terus memantau perkembangan ini dan memanfaatkan momentum yang ada.

 

Dengan harga Bitcoin yang hampir mencapai US$ 68.387 pada hari Rabu (17/10), level resistensi berikutnya yang harus ditembus adalah US$ 69.000. Penembusan di atas level ini akan membuka peluang bagi para pembeli untuk membawa harga Bitcoin lebih tinggi, menuju US$ 70.000.

 

Fyqieh menambahkan, "Penembusan di atas resistensi US$ 69.000 bisa menjadi kunci bagi para investor untuk melihat kenaikan harga yang lebih agresif. Namun, para investor harus tetap waspada terhadap dinamika suku bunga Fed dan perkembangan politik di AS."


 

 

KOMENTAR