PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS) Terancam Karam Dibalik Banjir Baja Impor China

Hila Bame

Wednesday, 24-07-2019 | 09:05 am

MDN
Ilustrasi (ist)

Jakarta, Inako

Berbicara tentang baja tidak menarik tanpa balada getah getih yang viral di media sosial, oleh jawaban Gubernur Anis. Diberitakan bahwa dirinya sengaja memakai bambu sebagai bahan dasar ornamen Kota Jakarta dalam rangka menyambut tamu Asian Games 2018.  Bambu, lanjut Gubernur Anis, berasal dari masyarakat desa, dirangakai seniman dalam negeri, uangnya berputar di kampung asal bambu, itulah salah satu strategi ekonomi makro jelasnya.


Gedung perkantoran dan apartemen  kota  Jakarta teguh perkasa menghormati langit, banyak memakai baja lho gedung itu (foto Inakoran.com)
 

Jika ornamen itu memakai baja asal China, tambahnya, maka uangnya akan mengalir ke sana. Pada titik inilah baja itu menjadi tersohor diperbincangkan warganet, meski banyak yang pro demikian yang kontra adu argumen pada lorong pikir sendiri, tiada hakim yang menengahi, hingga seorangpun tidak. 

Buih baja belum kering dari mulut warganet, teror kelam menerjang PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS). Perusahaan baja milik negara ini bertubi-tubi didera persoalan. Beban kerugian selama 7 tahun berturut-turut, utang menukik langit biru, horor  PHK massal, hingga mundurnya komisaris independen belum lama ini.

Berdasarkan laporan keuangan KRAS 2018, tercatat utang mencapai US$ 2,49 miliar, naik 10,45% dibandingkan 2017 sebesar US$ 2,26 miliar. Utang jangka pendek yang harus dibayarkan oleh perusahaan mencapai US$ 1,59 miliar, naik 17,38% dibandingkan 2017 senilai US$ 1,36 miliar. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan utang jangka panjang sebesar US$ 899,43 juta. 


PT Krakatau Steel Tbk redup dalam kesendirian di tengah derunya  mesin infrastruktur merobek senyapnya malam, membangun aksebilitas kota Jakarta. (foto inakoran.com) 
 

Terlihat angka kecil, namun ketika mata uang dolar yang dipakai rasanya seperti membekap nafas perseroan, tertolongkah?

 

Berbagai upaya dilakukan mulai dari restrukturisasi bisnis, restrukturisasi organisasi hingga restrukturisasi utang. Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim pernah mengatakan perseroan menargetkan efisiensi/perampingan sekitar 2.400 karyawan organik di perusahaan induk KRAS hingga tahun depan, baik itu melalui natural retirement, pengalihan tenaga kerja ke anak perusahaan, maupun program pensiun dini. 

Setidaknya ada 800 karyawan yang akan memasuki masa pensiun hingga tahun depan serta pengalihan 600 karyawan dari perusahaan induk ke anak-anak perusahaan KS. 

"Optimalisasi, tenaga kerja di lini bisnis yang sudah bertahun-tahun tidak berproduksi, saya pindahkan ke tempat lain yang masih berproduksi. Nantinya juga ada program pensiun dini yang belum saya keluarkan, kita akan lihat keuangan KS apakah memungkinkan untuk menjalankan program ini. Target kami bisa efisiensi hingga sekitar 2.400 karyawan," jelasnya. 

"Jadi tidak ada PHK massal, sekali lagi saya tegaskan tidak ada PHK massal. Kami hanya melakukan perampingan, mengoptimalkan SDM yang ada dengan dipindahkan dari induk perusahaan, sekarang mereka bisa menghasilkan uang di anak atau cucu perusahaan," imbuhnya.

Isu PHK massal mereda, KS kembali didera kabar yang tidak sedap, Komisaris Independen PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Roy Maningkas resmi mundur. Ada beberapa faktor yang membuatnya mundur dari kursi komisaris. Salah satunya Krakatau Steel bisa mengalami potensi kerugian hingga Rp 1,3 triliun per tahunnya. 

Pengunduran diri Roy,  didasari oleh pengujian Blast Furnace dipaksakan untuk selesai dalam dua bulan agar dapat diterima PT Krakatau Steel. Padahal begitu banyak item yang harus diuji keandalan dan keamanan, tidak mungkin hanya diuji dalam dua bulan, padahal dalam kontrak minimal 6 bulan pengujian. 

Sejak 11 Juli 2019, permohonan pengunduran diri  Roy sebagai Komisaris Independen dengan alasan-alasan tersebut di atas bukanlah untuk konsumsi publik tetapi prosedur korporasi biasa. 

Simak juga Video InaTV bantu 'klik subscribe" dukung terus kreasi seni di tanah air.

KOMENTAR