Sri Mulyani Ungkap Skenario Terburuk yang Dihadapi Indonesia Akibat Virus Corona
Jakarta, Inako
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pemerintah mengeluarkan tiga skenario terbaru soal pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah penyebaran Penyebaran virus corona atau Covid-19.
Simak video Inatv dan jangan lupa klik "subscribe and like" menuju Indonesia maju.
Pertama, asumsi dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020 ekonomi diproyeksi tumbuh 5,3 persen dengan asumsi harga minyak dunia US$62 per barel, nilai tukar Rp14.400 per dolar AS, dan inflasi 3,1 persen.
BACA JUGA: Ini Cara BI Bantu Atasi Defisit APBN
Kedua skenario ekonomi berat dengan proyeksi pertumbuhan 2,3 persen, harga minyak dunia US$38 per barel, nilai tukar rupiah Rp17.500 per dolar AS, dan inflasi 3,9 persen.
Ketiga, skenario ekonomi sangat berat dengan proyeksi pertumbuhan minus 0,4 persen, harga minyak dunia US$31 per barel, inflasi 5,1 persen, dan nilai tukar mencapai Rp20.000 per dolar AS.
BACA JUGA: BI Yakin Perbankan Nasional Punya Daya Tahan Terhadap Gempuran Covid-19
"KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini turun jadi 2,3% dan lebih buruk bisa negatif 0,4%. Sehingga kondisi ini menyebabkan penurunan kegiatan ekonomi dan berpotensi menekan lembaga keuangan karena kredit tidak bisa dibayarkan dan perusahaan alami kesulitan dari revenue," tutur Sri Mulyani yang juga Ketua KSSK, Rabu (1/3/2020).
BACA JUGA: BI Borong SBN Senilai Rp 100 Triliun Demi Jaga Stabilitas Rupiah
Menurut Sri Mulyani, ancaman stabilitas keuangan menjadi sangat nyata dalam kondisi sekarang. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini karena konsumsi rumah tangga turun, demikian juga dengan investasi.
KOMENTAR