Suporter Sepak Bola Se-indonesia akan Berkumpul di Malang, Ada Apa?

Saverianus S. Suhardi

Wednesday, 19-10-2022 | 11:11 am

MDN
Suporter Sepak Bola Se-Indonesia akan Berkumpul di Malang, Ada Apa? [ist]

 

 

Jakarta, Inako

Suporter sepak bola seluruh Indonesia akan berkumpul di Malang untuk melakukan rembuk nasional, pada 23-24 Oktober 2022 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).  

Mereka akan membahas tentang reposisi dan empowering (pemberdayakan) eksistensi suporter dalam rangka untuk mentransformasi sepak bola nasional. 


Baca juga: Boleh Bangga dengan Pujian IMF, PSI Ingatkan Tetap Waspada di Tahun Politik 2023


Acara rembuk nasional suporter sepak bola ini diprakarsai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir  Effendy berkolaborasi dengan UMM.

Deputi 5 Kemenko PMK Didik Suhardi pada Selasa  (18/10/2022) mengatakan acara ini bermula dari  dari keinginan insan sepak bola untuk bangkit pasca insiden Stadion Kanjuruhan Malang yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu.   

Untuk itu, Kemenko memberikan tempat kepada stakeholder sepak bola, khususnya para suporter untuk berembuk bersama-sama merefleksikan diri, memberikan sumbangsih untuk sepak bola Indonesia agar yang lebih baik, aman dan menghibur serta memberikan kebanggaan bagi bangsa Indonesia.

“Suporter memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan perspepakbolaan nasional,” tegasnya.

Didik mengungkapkan, peserta rembuk nasional ini dihadiri oleh delegasi dari kelompok suporter klub anggota Divisi satu dan Divisi dua Liga Indonesia Baru (LIB). Panitia juga mengundang tokoh-tokoh suporter secara individual seperti Andi Peci (Bonek), Richard Ahmad (Jakmania), Ovan Tobing  dan Ade De Cross (Aremania).

Selain suporter, pihaknya akan mengundang Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo  dan Menpora Zainudin Amali. Mereka akan menjadi keynote speaker.

Panitia juga menghadirkan narasumber antara lain, Rafi Ahmad, artis yang juga pemilik Klub RANS Cilegon FC, Dr . Abul Azis, pangamat sosial yang juga dosen Fisip Universitas Brawijaya (UB) Malang, dan  Aremania senior Anto Baret.

Sebagaimana diberitakan, insiden Stadion Kanjuruhan terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya dalam lanjutan kompetisi Liga Indonesia Baru (LIB). 

Insiden itu mengakibatkan lebih kurang 132 nyawa melayang, lebih dari 700 orang luka-luka dan sebagian kini masih dirasawat di rumah sakit. 

Mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan, anak-anak sampai orang tua. Mereka dari kalangan penonton, pedagang asongan dan polisi. Ini merupkan insiden sepak bola terbesar di dunia dalam 40 tahun terakhir, melampaui tragedi Stadion Heysel Brussel yang menewaskan 39 orang dan 600 luka-luka.

Menurut temuan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dan Komnas HAM penyebab utama jatuhnya korban, yakni karena aparat keamanan menggunakan gas air mata yang membuat penonton panik, saling berdesak berebut keluar stadion.

Ketua TGIPF Mahfud MD menegaskan, tragedi itu sangat mengerikan. Jauh lebih ngeri dari yang ditayangkan di media. (ano/neh/dero)

 

KOMENTAR