Surplus Neraca Perdagangan Berdampak pada Penurunan Defisit Transaksi Berjalan

Inakoran

Friday, 19-01-2018 | 01:15 am

MDN
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia [ist]

Jakarta, Inako



Peningkatan surplus   neraca perdagangan 2017  bakal membantu menurunkan defisit pada transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) hingga di bawah CAD tahun 2016 yang tercatat sebesar 1,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Seperti diketahui, surplu perdagangan 2017 tercatat US$ 11,84 miliar.

Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, surplus neraca perdagangan 2017 merupakan surplus terbesar dalam tiga tahun terakhir. Ia menghitung, surplus neraca dagang akan menurunkan defisit transaksi berjalan pada tahun ini menjadi US$ 16 miliar–US$ 16,2 miliar  atau sekitar 1,57%-1,59% terhadap PDB.

Defisit transaksi berjalan tahun 2017 hanya turun tipis dari tahun 2016 karena defisit perdagangan jasa juga cenderung meningkat seiring peningkatan impor barang. Defisit pendapatan primer juga cenderung meningkat akibat semakin besarnya pembayaran bunga surat utang pemerintah.

Sementara Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy memperkirakan, CAD tahun 2017 masih terkelola dengan baik, karena akan berada di bawah 2,5% dari PDB. Nilainya, mencapai 1,7% dari PDB. Angka itu masih bisa dibiayai oleh neraca modal dan finansial sehingga Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) sepanjang 2017 juga akan mencatat surplus.  "Level CAD rata-rata yang bisa dibiayai dari sisi neraca modal berada di level 2,5%–3% dari PDB," terang Leo.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memperkirakan CAD tahun 2017 akan ada di level 1,65% dari PDB. Sementara CAD tahun 2018 akan melebar di kisaran 2%–2,5% dari PDB sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi dalam negeri.

 

KOMENTAR