Tenor 50 Tahun Diterbitkan Pemerintah Indonesia Untuk Surat Utang Valas

Wednesday, 08-04-2020 | 03:26 am

MDN
SMI

Jakarta, Inako

 

Ditengah patogen corona mengepung dunia, Pemerintah Indonesia menerbitkan Surat Utang  berdenominasi dolar AS atau global bond dengan tenor selama 50 tahun.


Jakarta Lengang, Perempatan Jl Pemuda-Bypas Jakarta Timur 
Corona mengunci sebagian kegiatan warga kota
Foto; Inakoran.com (8/4/2020)
 

BACA JUGA: Ini Sumber Pembiayaan Negara RI Ditengah Patogen Corona

BACA JUGA; Komisi XI DPR RI Dukung Kebijakan Keuangan Negara Tangani Corona

 

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia menerbitkan Global Bond sebesar 4,3 miliar US Dollar dalam 3 bentuk surat berharga global yaitu Surat Berharga Negara (SBN) seri RI1030, RI 1050, dan RI0470.

Kebijakan yang diambil untuk pertama kalinya dalam sejarah RI, guna mendukung pembiayaan APBN dalam menghadapi pandemi COVID-19.

 

"Penerbitan tenor terpanjang yang pernah dilakukan oleh pemerintah ini secara implisit menggambarkan kredibilitas dan kepercayaan investor," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) dalam jumpa pers melalui streaming di Jakarta, Selasa (7/4)

SMI, mengatakan surat utang seri RI0470 ini mempunyai tanggal jatuh tempo 15 April 2070 dengan nominal penerbitan satu miliar dolar AS serta imbal hasil 4,5 persen dan dilakukan secara elektronik tanpa adanya pertemuan fisik dan tatap muka dengan calon investor.

Penerbitan obligasi valas ini juga merupakan pertama kali yang dilakukan negara Asia Tenggara atau negara berkembang Asia sejak adanya pandemi COVID-19 meski saat ini sedang terjadi volatilitas di pasar keuangan dunia dan tantangan dari lingkungan global

BACA JUGA: Pasukan Merah Putih Asal Kota Batu Malang Jawa Timur Telah Bergerak Gempur Corona Kawasan Sekitar

BACA JUGA: Demi HUT Kekasihnya, Pemain Celta Vigo Fedor Smolov Langgar Aturan Lockdown Spanyol

 

"Kita memang memanfaatkan tenor 50 tahun ini karena preferensi investor global terhadap bond jangka panjang cukup kuat, sehingga kita bisa melakukan penekanan dan mendapatkan yield cukup baik serta merefleksikan risiko dan appetitte investor," ujarnya.

Dari sisi imbal hasil yang ditetapkan 4,5 persen, SMI juga mengatakan yield ini lebih rendah dari global bond dengan tenor 10 tahun yang terbit pada 2018, yang memperlihatkan adanya kepercayaan dari investor atas reputasi Indonesia dalam mengelola pembiayaan.

 

BACA JUGA: Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Pemkot Pekalongan Bagikan 28 Ribu Masker

 

"Kita juga menggunakan tenor 50 tahun untuk memanfaatkan kurva tenor jangka panjang yang cenderung flat. Ini artinya bahwa dalam jangka panjang tidak ada perubahan yield yang terlalu besar, sehingga risiko dan biaya tidak akan terlalu meningkat," katanya.

Ia menambahkan penerbitan surat utang berjangka panjang 50 tahun ini juga bertujuan untuk menciptakan acuan tenor baru bagi Indonesia dan menyeimbangkan rata-rata profil jatuh tempo Surat Utang Negara (SUN) mengingat rata-rata permintaan pasar domestik pada tenor jangka pendek.

Selain menerbitkan RI0470, pemerintah pada saat yang bersamaan juga menerbitkan RI1030 dan RI1050 dengan masing-masing nominal sebesar 1,65 miliar dolar AS. Dengan demikian dari penerbitan tiga seri global bond ini maka pemerintah memperoleh pembiayaan 4,3 miliar dolar AS.

 

BACA JUGA: Jaring Pengaman Sosial Untuk Atasi Dampak Covid-19, cukupkah?

 

Seri RI1030 mempunyai tenor 10,5 tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 15 Oktober 2030 serta mempunyai imbal hasil 3,9 persen. Sedangkan seri RI1050 mempunyai tenor 30,5 tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 15 Oktober 2050 serta imbal hasil 4,25 persen.

"Kita menerbitkan ini untuk menjaga pembiayaan secara aman dan sekaligus menambah cadangan devisa bagi Indonesia. Pemanfaatan pembiayaan dari penerbitan ini sangat positif di tengah terjadinya turbulensi," kata Sri Mulyani.

 

KOMENTAR