Trump Cabut Lisensi Chevron di Venezuela: Harga Minyak Langsung Melambung

Sifi Masdi

Thursday, 27-02-2025 | 15:53 pm

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan tipis pada pembukaan perdagangan Kamis, 27 Februari 2025, setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengambil langkah kontroversial dengan membatalkan perjanjian lisensi Chevron di Venezuela.

 

Perjanjian lisensi yang dibatalkan oleh Trump sebelumnya ditandatangani di era pemerintahan Joe Biden. Lisensi ini memberikan izin kepada Chevron untuk memompa dan mengekspor minyak dari Venezuela, negara yang saat ini berada di bawah sanksi AS. Pembatalan ini menimbulkan keprihatinan di kalangan pelaku pasar bahwa pasokan minyak mentah global akan semakin ketat, yang pada gilirannya dapat mendorong harga minyak naik lebih lanjut.

 

Seiring dengan kabar tersebut, harga minyak mentah Brent naik sebesar 19 sen atau 0,3 persen, mencapai US$72,72 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami kenaikan, bertambah 16 sen atau 0,2 persen menjadi US$68,78 per barel. Kenaikan ini terjadi setelah harga minyak sebelumnya ditutup pada level terendah sejak 10 Desember 2024, disebabkan oleh peningkatan stok bahan bakar minyak (BBM) di AS yang mengejutkan pasar.

 


BACA JUGA:

Harga Minyak Dunia Anjlok Hingga 2%: Dampak Melambatnya Ekonomi AS dan Jerman

Harga Minyak Melonjak: Imbas Sanksi Baru Terhadap Iran

Harga Melonjak Drastis: BEI Suspensi Perdagangan Saham DCII, BESS, dan NAIK

IHSG  Terjun ke Zona Merah: Kamis (27/2/2025)


 

Stok BBM AS

Peningkatan stok BBM di AS mengindikasikan lemahnya permintaan, sehingga memberikan tekanan pada harga minyak. Selain itu, adanya peluang kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina juga berkontribusi terhadap penurunan harga minyak sebelum berita pembatalan lisensi Chevron ini muncul.

 

Seperti diketahui, Chevron merupakan perusahaan yang mengekspor sekitar 240 ribu barel minyak mentah per hari dari operasi mereka di Venezuela, jumlah yang signifikan, mewakili lebih dari seperempat dari seluruh produksi minyak negara tersebut. Dengan pembatalan lisensi, Chevron tidak akan dapat lagi mengekspor minyak mentah dari Venezuela, yang dapat memperketat pasokan global.

 

"Berita tentang Venezuela memicu pelonggaran setelah aksi jual baru-baru ini di tengah pembicaraan gencatan senjata Rusia-Ukraina," ujar Presiden NS Trading, Hiroyuki Kikukawa, yang dikutip oleh Reuters.

 

Menurutnya, potensi pembelian dari Cadangan Minyak Strategis AS juga mendukung pasar, terutama karena harga WTI saat ini berada mendekati level terendah dalam lebih dari dua bulan.

 

Pelaku pasar kini semakin fokus pada pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina yang melibatkan AS. Menariknya, Trump juga mengungkapkan bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, dijadwalkan untuk mengunjungi Washington pada hari Jumat untuk menandatangani perjanjian mengenai mineral tanah jarang. Keberhasilan kesepakatan tersebut, menurut pemimpin Ukraina, akan bergantung pada hasil pembicaraan tersebut dan bantuan AS yang berkelanjutan.

 

KOMENTAR