Usai Debat Cawapres, Relawan Bala Gibran Langsung Pindah Haluan Dukung Ganjar-Mahfud

Timoteus Duang

Tuesday, 23-01-2024 | 10:26 am

MDN
Suasana deklarasi dukungan Relawan Bala Gibran pada pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Rumah Pemenangan Ganjar-Mahfud DKI Jakarta, Senin (22/1/2024). FOTO: Garvita TV/Adik Saputra

 

JAKARTA, INAKORAN.COM

Relawan Gibran Rakabuming yang tergabung dalam komunitas Bala Gibran Jakarta Selatan pindah haluan mendukung Paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

 

Ratusan relawan ini mendeklarasikan dukungan pada Ganjar-Mahfud, sehari setelah debat kedua calon Wakil Presiden digelar.

Deklarasi dilaksanakan di Rumah Pemenangan Ganjar-Mahfud DKI Jakarta yang terletak di Hang Lekir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Ada empat alasan utama para relawan ini memutuskan untuk pindah dukungan.

Baca juga: Pakar Komunikasi Politik Nilai Gibran Tidak Menghargai Lawan Debat

“Satu menolak politik dinasti, dua menolak pemimpin yang punya rekam jejak masa lalu yang buruk,” demikian bunyi poin deklarasi yang digelar pada Senin (22/1/2024) ini.

“Tiga menolak hasil keputusan MK (Mahkamah Konstitusi), dan empat, menolak pemimpin yang kurang etika dan adap.”

Koordinator Direktorat Relawan Ganjar-Mahfud DKI Jakarta, Sereida Tambunan, menilai, kekecewaan para relawan pada pasangan Prabowo-Gibran merupakan suatu yang wajar.

Baca juga: Kritik Gimmick Gibran, TPN Ganjar-Mahfud: Seharusnya Tunjukkan Anak Muda Punya Etika dan Sopan Santun

Sereida menyoroti cara dan gestur Gibran dalam debat cawapres terakhir yang dinilai melecehkan dua lawan debatnya.

“Wajar sih kekecewaan (para relawan Bala Gibran) itu terjadi,” ungkap Sereida usai menerima deklarasi dukungan para relawan Bala Gibran.  

“Karena memang, jangankan mereka, kita aja yang dari pendukung Ganjar-Mahfud, melihat cara Gibran menjawab Prof. Mahfud dan Muhaimin Iskandar itu, sepertinya lebih kepada melecehkan.”

Baca juga: Kubu 02 Klaim Gibran Sangat Sopan dalam Debat Cawapres

Sereida pun menilai, sikap Gibran dalam debat Minggu malam kemarin menunjukkan kualitasnya sebagai seorang cawapres yang lolos karena dinasti politik.

“Memang sih benar. (Tuduhan) Dinasti itu jadi benar. Karena ternyata anak Pak Presiden itu nggak berkualitas.”

“Sehingga yang dikatakan dinasti kan bisa dianya muncul tanpa kualitas, ya. Kalau dianya berkualitas, mungkin orang tidak melihat (mempermasalahkan) istilah dinasti itu,” pungkas Sereida.

 

KOMENTAR