Webinar IKI, Rikard Bagun Ketum IKI: Bansos, Puasa dan Agama Dari Perspektif Sosiologis
Jakarta, INAKORAN
Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI) menggelar webinar (rapat virtual) dengan mengusung tema: Bansos dan Problema Identitas Kependudukan Warga, pada Kamis (15/4/21).
BACA:
Sosialisasi SPTJM di Vihara Mahabodhi Kota Tangerang
Tiga ribu Penerima Bansos Matim NTT Bermasalah
Pelangi IKI di bentangan Zamrud Khatulistiwa
Webinar diikuti oleh para Dosen, wartawan, Lembaga Swadaya Masyarakat dan para Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dari wilayah Barat, Tengah dan Timur Indonesia mencapai 300 peserta.
Rikard Bagun, Ketum Institut Kewargaanegaraan Indonesia (IKI) mengapresiasi isu yang diangkat panitia IKI yaitu Bansos dan problema identitas kependudukan menemukan momentumnya ketika umat Islam melakukan Puasa Ramadhan.
"Bantuan sosial adalah amanah" tandas Rikard. Secara spiritual semua agama mengajarkan kita harus membantu satu sama lain, lanjut Rikard yang juga Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIPI) itu.
Lalu secara sosiologis, tandas Rikard, kepemilikan itu mempunyai nilai sosial. Artinya aspek sosial dari semua kepemilikan menjadi sangat penting, ujarnya. Sementara secara faktual manusia tidak dilahirkan dengan kemampuan (ekonomi) yang sama.
Amanat konstitusi kita juga mengamanatkan perlu membantu fakir miskin, penyandang cacat, usia lanjut dan orang terlantar. Amanat itu diberikan kepada kita di berbagai level tanpa terkecuali. Ada peduli, ada sharing, yes we care(peduli), yes we can(dapat=mampu), dan yes we share(berbagi) tutup Rikard.
Rapat Virtual IKI menghadirkan tiga narasumber Prof. Dr. Zudan Arif Fahrulloh, S.H.,M.H., Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam negeri RI, Nurul Farijati, S.H.,M.H., SekDitjenPenanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial RI dan Mohammad Bakir Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas.
Persoalan Bansos sengaja dipanggungkan Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI) karena masih ada sebagian warga yang belum sepenuhnya mendapatkan bansos. Misalnya ada yang baru menerima satu kali, ada juga yang menerima enam kali bahkan ada juga yang menerima hingga 10 kali.
Dari wawancara IKI melalui video pendek yang diputar setiap sesi webinar dengan warga penerima bansos, terlihat bahwa faktor identitas kependudukan menjadi ganjalan utama.
TAG#IKI, #WEBINAR BANSOS DAN PROBLEM IDENTITAS KEPENDUDUKAN, #DUKCAPIL, #KEMENSOS
188700033
KOMENTAR