Hasto Ungkap Cerita Temannya di Gerindra: Urutan Ketiga di Pileg Atas Arahan Pimpinan Tertinggi

Inakoran.com, Jakarta - Partai Gerindra disebut sengaja 'dikondisikan' agar menempati urutan ketiga di pemilihan legislatif 2024.
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat merespons pernyataan Cawapres Mahfud MD terkait arah politik ke depan.
Hasto mengklaim ia mendapatkan informasi dari seorang temannya di Gerindra.
BACA JUGA: PDI Perjuangan Gugat KPU ke PTUN, Sebut Pencalonan Gibran sebagai Kecelakaan Hukum
Tanpa menyebut nama, Hasto menjelaskan temannya itu mengaku perolehan suara Gerinda di Pileg didesain untuk menempati urutan ketiga.
Desain ini dijalankan oleh elemen-elemen di sekitar kekuasaan atas arahan pucuk pimpinan tertinggi. Hasto juga enggan mengungkapkan pemimpin tertinggi yang ia maksud.
“Kita dapat info dari teman Gerindra, ketika mereka berjuang untuk Pak Prabowo dan Gibran, ternyata ada elemen-elemen di sekitar kekuasan atas arahan dari pucuk pimpinan tertinggi justru menempatkan Gerindra pada posisi nomor 3," kata Hasto di Jakarta, dikutip pada Senin (08/04/2024).
BACA JUGA: Sebelum Pilpres, Presiden Jokowi Disebut Berupaya Ambil Alih Kursi Ketum PDI Perjuangan dari Megawati
Seharusnya Gerindra bisa memperoleh suara yang lebih banyak dan menempati posisi yang lebih baik dari ‘sekadar’ urutan ketiga.
“Padahal, seharusnya berdasarkan exit poll (suara Gerindra) bisa lebih dari itu,” ujar Hasto.
“Itu mungkin yang disebut Prof Mahfud yang ciptakan ketegangan sebelum pelantikan itu terjadi. Karena ketika kekuasaan dibangun oleh ambisi, itu tak dapat membangun emotional bonding," tambah Hasto.
BACA JUGA: Ahli Hukum Administrasi Sebut Pencalonan Gibran Tidak Sah
Sebelumnya, Mahfud MD menyebut arah politik ke depan baru akan terlihat jelas setelah adanya keputusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa Pilpres.
MK akan mengumumkan putusan sengketa ini pada tanggal 22 April mendatang.
Mahfud menyinggung juga nasib hubungan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto yang menurut dia akan
"Misalnya yang ramai itu apakah akan terus Pak Jokowi bersatu dengan Pak Prabowo? Nah kalau itu terus, kemudian bagaimana yang lain? Atau kalau Pak Prabowo ingin mencari koalisi lain di luar Pak Jokowi, bagaimana sikap ini terhadap Pak Jokowi dan seterusnya.”
TAG#Pileg, #Pilpres, #PDI Perjuangan, #Gerindra, #Kekuasaan, #Politik, #Demokrasi
190231749
KOMENTAR