IHSG Anjlok di Akhir Pekan: Imbas Negatif Danantara

Jakarta, Inakoran
Pasar saham Indonesia kembali menunjukkan tren negatif di akhir pekan, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (28/2/2025). Penurunan ini terjadi menjelang bulan Ramadan dan berlanjutnya koreksi harga saham dari emiten-emiten berkapitalisasi pasar besar, atau biasa disebut big caps.
Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa IHSG dibuka turun 82 poin atau 1,26%, berada di posisi 6.403,91 pada awal perdagangan. Selama sesi perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang yang cukup sempit antara 6.383 hingga 6.485. Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Kamis (27/2/2025), IHSG sudah mengalami penurunan 1,83% atau 120,73 poin, menutup hari di level 6.485,45. Dengan kata lain, IHSG telah merosot hingga 8,4% sepanjang tahun berjalan 2025.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi salah satu yang paling tertekan, merosot 4,41% ke level Rp3.470 pada awal perdagangan hari ini. Saham-saham besar lainnya di sektor perbankan juga mengalami penurunan, seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang turun 0,59% menjadi Rp8.475, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang minus 0,86% ke level Rp4.620, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang terkoreksi 2,54% ke level Rp4.230. Selain itu, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga terdepresiasi 3,8% ke level Rp2.530.
BACA JUGA:
BRI Siap Gelontorkan Rp 3 Triliun Buyback Saham pada Pertengahan 2025
Rekomendasi Saham Pilihan: Jumat (28/2025)
Harga Melonjak Drastis: BEI Suspensi Perdagangan Saham DCII, BESS, dan NAIK
Trump Cabut Lisensi Chevron di Venezuela: Harga Minyak Langsung Melambung
Di luar sektor perbankan, emiten-emiten big caps lainnya juga tidak luput dari tekanan harga. Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) turun 2,01% ke posisi Rp2.440, sementara PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) merosot 3,99% ke level Rp6.625, dan PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) turun 1,99% ke level Rp7.400 per saham.
Koreksi mendalam ini diperkirakan disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Valdy Kurniawan, Head of Research di Phintraco Sekuritas, IHSG telah menembus level support kritis di angka 6.500, dengan pola candlestick black marubozu yang menunjukkan validasi bearish continuation. "Waspadai pelemahan lanjutan ke level psikologis 6.400 pada perdagangan hari ini," ungkap Valdy.
Sektor perbankan menjadi sorotan utama karena ada indikasi pengetatan likuiditas yang terjadi. Sejumlah bank mencatatkan rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio atau LDR) yang lebih tinggi dari batas aman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Kondisi tersebut menambah sentimen isu Danantara yang memicu aksi jual lanjutan pada sejumlah saham bank BUMN.
Di sisi eksternal, pasar juga terpengaruh oleh isu-isu global, termasuk konfirmasi implementasi tarif oleh Donald Trump dan pelemahan data sektor ketenagakerjaan di Amerika Serikat yang memicu pesimisme terhadap prospek ekonomi global.
Analis dari MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, juga mencatat bahwa IHSG terkoreksi 1,83% dengan munculnya volume penjualan pada Kamis (27/2/2025). Ia memperkirakan koreksi IHSG masih dapat berlanjut dan menguji rentang area 6.269-6.399.
MNC Sekuritas mencatat level support IHSG berada pada 6.436 dan 6.388, dengan resistance di level 6.639 dan 6.769. Saham-saham yang direkomendasikan pada hari ini meliputi BUMI, SSIA, TKIM, dan TLKM.
KOMENTAR