AS Tetap Pindahkan Kedubesnya Ke Yerusalem Akhir 2019

Inakoran

Thursday, 25-01-2018 | 01:48 am

MDN
Wakil Presiden AS Mike Pence bersama Perdana Mente

Yerusalem, Inako –

Amerika Serikat menegaskan, negaranya akan tetap memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv, ibu kota Israel ke Yerusalem pada akhir tahun 2019.

Penegasan tersebut dilontarkan Wakil Presiden AS Mike Pence saat berpidato di mimbar parlemen Israel, Senin (22/1/2018).

AS, kata Pence tetap mendesak Palestina untuk melanjutkan perundingan damai dengan Israel yang telah lama terhenti.

Di hadapan anggota parlemen Israel, Pence menegaskan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel, karena itu AS tetap memindahkan kedutaannya ke sana tahun 2019 akhir.

"Yerusalem adalah ibu kota Israel, dan karenanya Presiden Trump telah memerintahkan Kementerian Luar Negeri segera memulai persiapan untuk memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem," kata Pence, disambut tepuk tangan meriah oleh anggota parlemen Israel.

Akan tetapi, di awal pidato itu, salah seorang anggota parlemen Arab Israel, tidak sependapat dengan AS, sehingga di awal pidatonya, sempat terjadi aksi protes di Knesset  terkait rencana pemindahan keduataan besar AS ke Yerusalem.

Anggota koalisi Joint List yang terdiri atas partai-partai Arab, yang berjanji memboikot pidato Pence, mulai berteriak dan mengangkat spanduk protes saat dia mulai berbicara, namun dengan cepat dibawa keluar oleh penjaga pintu.

[caption id="attachment_17597" align="alignleft" width="500"] Presiden Palestina Mahmoud Abbas marah kepada AS [ist][/caption]Israel mengklaim seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya, sementara Palestina menganggap sektor timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Tindakan Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel mematahkan konsensus internasional puluhan tahun bahwa masalah status kota itu harus diselesaikan sebagai bagian dari kesepakatan damai dua negara antara Israel dan Palestina.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan keputusan Amerika Serikat mengakui Yerusalem membuat negara itu tidak bisa lagi menjadi perantara perundingan damai. Namun dia menyatakan tetap berkomitmen pada proses perdamaian.

KOMENTAR