DPRD Maluku Utara Dukung Pengembangan Peternakan Ayam

Inakoran

Thursday, 15-02-2018 | 23:18 pm

MDN
Ilustrasi Peternakan ayam [ist]

Ternate, Inako – 

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Maluku Utara, mendesak pemerintah daerah setempat untuk membantu masyarakat membangun usaha peternakan ayam ras, baik ayam ras petelur maupun ayam ras pedaging di daerah itu, guna mengurangi ketergantungan daging ayam provinsi itu dari daerah lain.

"Kebutuhan ayam potong dan telur ayam ras di Malut sebagian besar harus didatangkan dari provinsi lain seperti dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, karena usaha peternakan ayam ras petelur dan pedaging di Malut belum berkembang," kata anggota Komisi III DPRD Malut, Irfan Umasugi di Ternate, Rabu (14/2/2018).

Data Karantina Pertanian Ternate menunjukkan, setiap tahun, Malut mendatangkan ayam potong dalam bentuk daging ayam beku dari provinsi lain sebanyak 4000 ton lebih, sedangkan telur ayam ras sebanyak 20ribu ton lebih.

Menurut dia, kondisi itu mengakibatkan Malut rawan mengalami lonjakan harga daging ayam potong dan telur ayam ras, terutama jika pasokannya terlambat akibat gangguan cuaca dan bertepatan dengan hari besar keagamaan.

Seperti pada akhir 2017 lalu, yang bertepatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru, harga telur ayam ras di Ternate yang normalnya Rp1.600 per butir melonjak sampai Rp4.000 per butir.

Oleh karena itu, kata Irfan Umasugi, usaha peternakan ayam ras petelur dan ayam ras pedaging harus ditumbuhkan di Malut, dengan mendorong para pengusaha untuk mengembangkan usaha itu dalam skala besar.

Pemprov Malut, termasuk pemerintah kabupaten/kota harus melakukan berbagai trobosan untuk mendorong pengusaha mengembangkan usaha peternakan ayam ras petelur dan pedaging di Malut, misalnya memberikan kemudahan perizinan dan berbagai fasilitas lainnya.

KOMENTAR