Gerindra Tegaskan Prabowo Tidak Mungkin Pimpin Indonesia dengan Gaya Militeristik

Saverianus S. Suhardi

Monday, 20-05-2024 | 11:53 am

MDN
Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan Prabowo tidak mungkin memimpin Indonesia dengan gaya militeristik [Foto: Antara].

Jakarta, Inakoran.com - Partai Gerindra turut merepsons isu soal gaya kepemimpinan yang bakal diusung oleh Prabowo Subianto saat resmi menjabat sebagai presiden.

Anggota Dewan Partai Gerindra sekaligus Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan Prabowo tidak mungkin memimpin Indonesia dengan gaya militeristik.

“Beliau tidak mungkin menghadirkan kepemimpinan yang militeristik ketika menjabat sebagai presiden Indonesia,” kata Dahnil di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV, dikutip pada Senin (20/05/2024).

BACA JUGA: Prabowo Minta Pemerintahannya Jangan Diganggu, Adian: Tidak Pantas dan Terkesan Intimidatif

Sebaliknya, kata Dahnil, Prabowo akan mengusung gaya kepemimpinan yang berlandaskan pada demokrasi. Nilai-nilai demokrasi, terutama gotong royong, akan diutamakan oleh Prabowo;

“Tentu model kepemimpinan yang dihadirkan Pak Prabowo adalah kepemimpinan yang demokratis. Dengan kekhasan demokrasi Indonesia yang berangkat dari nilai-nilai luhur bangsa kita, nenek moyang kita. Apa? Salah satunya gotong royong,” kata Dahnil.

Ketika menjadi pembicara dalam Qatar Economic Forum, Prabowo Subianto menyinggung gaya kepemimpinan yang bakal ia usung.

BACA JUGA: Gerindra Sebut Belum Ada Pembicaraan Soal Kabinet, Prabowo Masih Fokus Urus Makan Siang Gratis

Awalnya, Prabowo menyebut dirinya sudah keluar dari militer lebih dari 25 tahun, sehingga gaya kepemimpinan militeristik sudah tidak relevan lagi.

Prabowo kemudian menambahkan, ia akan menjadi dirinya sendiri yang ‘asli’ saat memimpin Indonesia.

“Nilai utama saya adalah kesejahteraan rakyat saya. Rakyat harus aman, tidak boleh lapar dan harus mempunyai kehidupan yang baik. Itulah impian setiap patriot di setiap negara di dunia," tutur Prabowo,” tegas Prabowo.

BACA JUGA: PKS Usulkan Sistem Pemilu Diganti Lagi, dari Proporsional Terbuka ke Proporsional Tertutup

Prabowo juga menanggapi isu yang menyebut ia akan memberangus demokrasi saat menjadi presiden. Menteri pertahanan itu menyebut dirinya terpilih sebagai presiden karena proses demokrasi. Prabowo pun menilai isu ini hanya dibuat-buat oleh segelintir orang.

"Saya ikut kontestasi pemilihan umum sudah empat kali dan meminta persetujuan masyarakat Indonesia tiga kali. Mereka tidak memberikan persetujuan saya. Kali ini mereka memberikan persetujuan. Di mana kekhawatiran terhadap demokrasi?" ujar Prabowo. 

KOMENTAR