Harga Bitcoin Diperkirakan Sentuh USD 100.000 di Akhir Maret: Apa Faktor Pendorongnya?

Sifi Masdi

Monday, 17-03-2025 | 11:54 am

MDN
Ilustrasi mata uang Bitcoin [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga Bitcoin terus menunjukkan performa yang mengesankan. Saat ini, BTC diperdagangkan di kisaran USD 82.900, namun seorang analis kripto ternama memperkirakan lonjakan signifikan hingga USD 100.000 sebelum akhir Maret.

 

Menurut laporan Cryptonews pada Senin (17/3/2025), harga Bitcoin telah naik 10% dari level terendah bulan ini, mendorong kapitalisasi pasarnya ke angka USD 1,62 miliar. Josh Mandell, seorang analis dan investor kripto berpengaruh dengan lebih dari 79.000 pengikut di platform X, meyakini bahwa Bitcoin bisa mencapai USD 100.000 dalam waktu dekat jika BTC mampu menembus level USD 84.000.

 

Mandell memiliki pengalaman panjang di dunia investasi. Ia pernah bekerja di Salomon Brothers pada tahun 90-an dan juga di Caxton Associates, dua institusi keuangan besar di AS. Namanya semakin dikenal setelah ia mempublikasikan detail akun Fidelity miliknya, yang memperlihatkan pertumbuhan portofolionya dari USD 2,1 juta menjadi USD 23,4 juta, sebagian besar berkat perdagangan Bitcoin dan opsi pada saham MicroStrategy (MSTR).

 


BACA JUGA:

Harga Minyak Mentah Naik 1%: Imbas Rencana AS Serang Houthi

IHSG Dibuka di Zona Hijau di Awal Pekan

Harga Bitcoin Diperkirakan Tembus USD 1 Juta pada 2030: Apa Bisa?

Harga Emas Antam Naik Rp 2.000: Senin (17/3/2025)


 

Agar mencapai level USD 100.000, Bitcoin perlu mengalami kenaikan sekitar 18% dari harga saat ini. Para analis mengidentifikasi dua faktor utama yang berpotensi mendorong lonjakan tersebut: Pertama, pasar keuangan masih beradaptasi dengan kebijakan tarif impor yang diterapkan Presiden Donald Trump. Hal ini turut memengaruhi sentimen di pasar ekuitas, terlihat dari lonjakan indeks Dow Jones dan Nasdaq 100 pada Jumat lalu yang masing-masing naik 674 dan 450 poin. 

 

Secara historis, pasar saham cenderung bereaksi berlebihan terhadap peristiwa ekonomi sebelum akhirnya stabil kembali, sebagaimana terjadi selama pandemi COVID-19.

 

Faktor kedua adalah sikap Federal Reserve (The Fed). Dengan meningkatnya kemungkinan kontraksi ekonomi AS pada kuartal pertama 2025, kebijakan moneter yang lebih longgar dapat menjadi katalis positif bagi Bitcoin. Pemantauan FedNow Atlanta memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) AS akan menyusut 2,4% dalam periode ini.

 

Jika The Fed mengadopsi pendekatan dovish—dengan menurunkan suku bunga atau memberikan sinyal kebijakan yang lebih akomodatif—sentimen risiko akan meningkat, mendorong harga Bitcoin dan altcoin ke level yang lebih tinggi.

 

Disclaimer:

Harga mata uang kripto dapat berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu mengecek harga terkini sebelum melakukan transaksi. Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca.

 

KOMENTAR