Harga Minyak Kembali Anjlok: Imbas Tekanan Donald Trump terhadap OPEC

Sifi Masdi

Friday, 24-01-2025 | 11:27 am

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Pasar minyak dunia kembali mengalami gejolak, dengan harga minyak mentah yang merosot pada perdagangan Jumat, 24 Januari 2025. Penurunan ini dipicu oleh pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menekan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menurunkan harga minyak mentah.

 

Menurut laporan dari Reuters, harga minyak mentah Brent mengalami penurunan sebesar 50 sen, menjadi US$77,95 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang diperdagangkan di AS juga mengalami penurunan, yakni 31 sen, sehingga berada di level US$74,31 per barel.

 

Penurunan harga ini mencerminkan respons pasar terhadap tekanan yang diberikan oleh pemerintah AS terhadap OPEC, serta kondisi pasokan minyak global.

 

Dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia yang diselenggarakan di Davos, Swiss pada Kamis (23/1), Donald Trump menyatakan bahwa AS berencana untuk meningkatkan pasokan minyak domestiknya.

 

Ia menekankan bahwa harga minyak saat ini dianggap terlalu tinggi dan meminta OPEC, khususnya Arab Saudi dan anggota lainnya, untuk menurunkan harga minyak mentah. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemerintah AS berusaha untuk mempengaruhi pasar minyak global demi kepentingan ekonomi domestiknya.

 


BACA JUGA:

Harga Bitcoin Turun: Trump Tak Sebutkan Bitcoin Dalam Perintah Eksekutif

Rekomendasi Saham Pilihan: Menghadapi Fluktuasi IHSG pada 24 Januari 2025

Anjloknya Harga Minyak Dunia: Imbas Kebijakan Tarif Impor Donald Trump

Rencana Trump Tingkatkan Produksi Minyak AS, Picu Harga Minyak Anjlok

 


 

Trump juga mengisyaratkan bahwa peningkatan pasokan minyak AS akan menjadi salah satu strategi untuk menstabilkan harga. Hal ini sejalan dengan laporan Badan Informasi Energi AS yang mencatat bahwa persediaan minyak mentah domestik mencapai level terendah sejak Maret 2022.

 

Persediaan minyak mentah turun sebesar 1 juta barel menjadi 411,7 juta barel dalam seminggu yang berakhir pada 17 Januari, menandai penurunan mingguan kesembilan berturut-turut.

 

Pernyataan Trump dan penurunan persediaan minyak mentah AS menjadi dua faktor kunci yang mempengaruhi harga minyak global. Dengan permintaan yang terus berlanjut dan upaya untuk meningkatkan produksi domestik, pasar minyak menghadapi tantangan dalam menentukan keseimbangan harga. Penurunan harga yang terjadi dapat menciptakan ketidakpastian di kalangan investor dan pelaku pasar, terutama terkait dengan kebijakan OPEC ke depannya.

 

Di samping itu, Trump juga mengusulkan agar Riyadh meningkatkan paket investasi AS menjadi US$1 triliun, naik dari US$600 miliar yang dilaporkan sebelumnya oleh kantor berita negara Saudi. Langkah ini menunjukkan bahwa hubungan antara AS dan Arab Saudi tetap berfokus pada kerjasama di sektor energi, meskipun terdapat ketegangan terkait harga minyak.

 


 

KOMENTAR