IHSG Bertengger di Zona Hijau: Menguat 1,49%

Jakarta, Inakoran
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tren positif dengan bertengger di zona hijau pada awal perdagangan, Rabu (26/3/2025). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat 1,49% ke level 6.328,75 pada pukul 09.05 WIB. Indeks dibuka pada level 6.314 dan sempat menyentuh titik tertinggi di 6.349 serta terendah di 6.312.
Pergerakan positif IHSG didukung oleh 246 saham yang mengalami kenaikan, sementara 83 saham melemah, dan 149 saham stagnan. Kapitalisasi pasar di Bursa mencapai Rp10.834,18 triliun, mencerminkan optimisme investor terhadap pasar modal Indonesia.
Tim Riset Phintraco Sekuritas mengungkapkan bahwa IHSG telah menguji level pivot di 6.250 yang bertepatan dengan indikator Moving Average 5 (MA5) pada perdagangan sebelumnya. Secara teknikal, terbentuk golden cross pada Stochastic RSI, sementara MACD mulai menunjukkan positive slope, yang menandakan peluang rebound lanjutan.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Blue Chip: Prospek Saham EXCL Jelang Merger dengan FREN
Modal Awal BUMN Agrinas Berasal dari Danantara
Harga Minyak Dunia Naik Tipis : Antisipasi Perang Tarif AS
Harga Emas Antam Turun Rp 6.000 per Gram: Selasa (25/3/2025)
"Hal ini membuka peluang bagi IHSG untuk melanjutkan kenaikan ke kisaran 6.300-6.330 pada perdagangan hari ini," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas. Adapun level resistance IHSG diproyeksikan berada di 6.370, dengan pivot di 6.250 dan support di 6.100.
Terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi pergerakan IHSG, baik dari dalam negeri maupun global. Pertama, pasar masih mencermati berbagai perkembangan terkait Danantara, mulai dari susunan pengurus hingga rencana investasi.
Nama-nama besar menghiasi Dewan Penasihat Danantara, seperti Ray Dalio (Founder & CIO Mentor, Bridgewater Associates), Helman Sitohang (mantan CEO Asia Pasifik Credit Suisse), Jeffrey Sachs (Direktur Center for Sustainable Development Columbia University), F. Chapman Taylor (Equity Portfolio Manager, Capital Group), serta mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra.
Kedua, pemerintah juga melakukan aksi korporasi dengan mengalihkan saham BUMN melalui skema inbreng ke PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI sebagai bagian dari pendirian holding operasional Danantara. Komposisi kepemilikan Danantara di BUMN yang menjadi anggota holding ini masih terus menjadi perhatian pasar.
Ketiga, optimisme investor juga didorong oleh hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dari tiga bank besar milik negara, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI). Salah satu agenda penting dalam RUPST adalah penetapan dividen untuk tahun buku 2024, yang menjadi katalis positif bagi pergerakan saham sektor perbankan.
Kempat, dari sisi eksternal, pasar merespons positif sinyal pelunakan kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump menjelang implementasi pada 2 April 2025. Sikap lebih moderat ini diperkirakan akan mengurangi ketidakpastian global dan memberikan sentimen positif bagi pasar saham di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Disclaimer:
Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.
KOMENTAR