IHSG Dibuka Menguat 0,21% ke Level 6.413,46

Jakarta, Inakoran
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Kamis pagi (17/4/2025), naik sebesar 0,21% atau 13,41 poin ke level 6.413,46. Penguatan ini didorong oleh kinerja positif sejumlah saham berkapitalisasi besar seperti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN), dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG sempat dibuka di level 6.407,02, kemudian bergerak fluktuatif menyentuh titik terendah 6.402,41 dan tertinggi 6.417,09. Hingga saat ini, tercatat 179 saham menguat, 118 saham melemah, dan 662 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar mencapai Rp11.058 triliun.
Sejumlah saham yang menopang kinerja IHSG adalah PANI yang menercatat menguat 1,81% ke level Rp9.850, saham AMMN naik tipis 0,41% ke Rp6.100, BREN menguat 0,89% ke level Rp5.650.
Sebaliknya, sejumlah saham melemah, di antaranya: PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) yang turun 1,33% ke level Rp7.400. Juda saham perbankan seperti BBRI yang melemah 0,55% ke Rp3.630, BMRI turun 0,65% ke Rp4.600, dan BBCA terkoreksi 0,88% ke level Rp8.400. Sementara saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) stagnan.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Pilihan: Kamis, 17 April 2025
Harga Emas Antam Naik Rp 27.000 per Gram: Kamis (17/4/2025)
Prospek Danantara Pasca Genggam 52 Saham BUMN dan Kolaborasi dengan SWF Qatar
Harga Minyak Mentah Bergerak Datar di Tengah Ketidakpastian Kebijakan Tarif AS
Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menyatakan bahwa pergerakan IHSG masih cenderung fluktuatif di rentang 6.300–6.500, dengan kecenderungan koreksi ke kisaran 6.350–6.375. Hal ini dipengaruhi oleh faktor psikologis investor menjelang libur panjang akhir pekan
Selain itu, pasar global juga sedang mencermati ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China. Valdy mengungkapkan kekhawatiran investor terhadap inkonsistensi kebijakan pemerintah AS yang sebelumnya menunda penerapan tarif balasan (reciprocal tariffs) selama 90 hari dan mengecualikan sejumlah produk elektronik dari kebijakan tersebut.
"Pasar khawatir akan adanya perubahan kebijakan secara tiba-tiba pada akhir pekan ini, apalagi mengingat belum adanya sinyal negosiasi dari pihak China," jelasnya.
Kondisi ini diperburuk oleh pernyataan terbaru dari Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menyebut bahwa kebijakan tarif dapat meningkatkan risiko inflasi di AS. Hal ini dinilai bisa membatasi ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Sebagai informasi, pemerintah AS berencana kembali menaikkan tarif impor hingga 245% terhadap produk asal China. Namun, China hingga kini belum menunjukkan niat untuk membuka dialog atau negosiasi terkait kebijakan tersebut.
Rekomendasi Saham
Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang layak diperhatikan oleh investor pada hari ini, yaitu: MAPI, MTEL, KLBF, JSMR, PSA
Disclaimer:
Rekomendasi ini bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor.
KOMENTAR