Jaipong: Tari Energik dari Karawang, Jawa Barat
Jakarta, Inako
Tari Jaipong muncul dan berkembang dalam Budaya Sunda. Tarian ini diciptakan oleh Gugum Gumbira dan Haji Suanda. Gerakan-gerakan yang terdapat dalam tarian Jaipong adalah gabungan dari beberapa kesenian tradisional, seperti Wayang Golek, Pencak Silat dan Ketuk Tilu.
Pada awalnya, tarian ini dikenal sebagai Tari Banjet. Pada tahun 1976, salah satu pencipta tarian ini, yakni Haji Suanda melakukan inovasi dengan mencampurkan beberapa gerakan kesenian yang dikuasainya, yakni pencak Silat, Wayang Golek dan Ketuk Tulu. Penggabungan tersebut dipertunjukkan dan ternyata disukai masyarakat.
Baca juga: Pengamat Nilai Gibran Dipoles Jadi Cagub DKI Jakarta 2024
Seorang seniman Sunda yang Bernama Gugum Gumbira awalnya mempelajari tarian ini dan kemudian menguasainya. Gugum Gumbira pun mencoba mengemas gerakan-gerakan tarian ini sehingga tercipta tari Jaipong.
Pengiring tarian ini yakni alat musik degung, gendang, gong, dan alat musik ketuk lainnya sehingga musik yang dihasilkan penuh energik. Setiap pertunjukkan tarian ini diiringi oleh nyanyian yang dibawakan oleh sinden.
Tari Jaipong memiliki tiga gerakan dasar, yakni Geol yaitu gerak yang berfokus pada pinggul, Gitek, yaitu gerak ayaunan pinggul yang disertai hentakan, dan goyang, yaitu gerak pinggul tanpa disertai hentakan.
Busana yang dikenakan dalam tari ini bergantung pada tema pementasan. Akan tetapi, ada beberapa jenis pakaian tertentu yang sering dikenakan, seperti sinjang atau kain yang mirip celana panjang, sampur atau selendang panjang yang dikenakan di leher dan merupakan kain utama tari Jaipong dan apok atau baju atasan penari pria.
Nilai-nilai yang terkandung dalam tarian ini, yakni keluwesan, kecekatann, kegesitan, keberanian, dan keterbukaan.
TAG#Budaya, #Jaipong, #Tarian Khas, #Karawang, #Jawa Barat
188574914
KOMENTAR