Jokowi: BUMN bukan Birokrat, Izin Pembangkit Listrik 10 Koper? 7 Tahun lamanya
JAKARTA, INAKORAN
Perusaan BUMN dibidang sektor pangan harus bergerak cepat menanggapi prediksi krisis pangan di masa depan. Kawasan Papua sangat luas bahkan airnya berlimpah. Tapi kok tidak ada respon?
BACA:
Info Rupiah Hari Ini, 19 Oktober 2021
Presiden Jokowi mengungkapkan kekesalannya ketika mendapat laporan bahwa ada BUMN yang kurang sehat saat pendemi menerpa negeri ini.
Presiden Joko Widodo meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk menutup perusahaan yang tidak mampu beradaptasi di tengah pandemi covid-19 dan Disrupsi Teknologi.
Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan arahan kepada para direktur utama BUMN di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (14/11)
"Pak Menteri sampaikan pada saya, ini ada perusahaan seperti ini, kondisinya seperti ini, kalau saya, tutup saja! Tidak ada selamet-selametin, bagaimana kalau sudah kayak begitu," kata Jokowi
Jokowi juga mendesak Erick Thohir tidak lagi memberikan perlindungan terhadap BUMN yang sering dilindungi oleh pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN).
BACA:
Jumlah S2 dan S3 di Indonesia Ternyata cuma 8,31 Persen, dikit ya!
Jokowi menilai hal ini membuat BUMN menjadi tidak berani ambil risiko serta sulit berkompetisi dan beradaptasi terhadap perkembangan zaman. "BUMN-BUMN ini banyak terlalu keseringan kita proteksi, sakit, tambahi PMN, sakit, suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali," kata Jokowi.
Jokowi juga ingatkan bahwa masih ada BUMN yang memiliki birokrasi yang berbelit-belit. Jokowi juga ungkapkan bahwa dirinya sering malu karena ada BUMN Indonesia yang kurang memanfaatkan kesempatan untuk mencari partner kerja untuk membangun Indonesia.
"Kita sudah bukain pintu, enggak ada respons apa-apa, ya bagaimana saya. Kadang-kadang saya sering malu, terus terang saja saya. Sudah bukain pintu, bukain pintu, tetapi enggak ada respons ke sana," kata Jokowi.
Sementara menurut menteri BUMN hanya ada 20 BUMN yang telah melalukan transformasi dan berkinerja baik hingga saat ini.
KOMENTAR