Kemendag Naikkan Target Ekspor dari 5,6% Jadi 11% Setelah Dikritik Jokowi

Inakoran

Tuesday, 06-02-2018 | 03:50 am

MDN
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita [ist]

Jakarta, Inako

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menaikkan target pertumbuhan ekspor tahun 2018 dari 5,6% menjadi 11%. Perubahan ini terjadi setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkritik Kemendag karena gagal mengembangkan pasar ekspor Indonesia sehingga kalah dengan negara tetangga seperti  Thailand dan Vietnam.

Kenaikan target ini merupakan hasil rapat kerja Kemendag pada akhir pekan lalu. Sebab, pertumbuhan ekspor dinilai penting agar konsisten dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini yang diproyeksikan mencapai 5,4%.

Proyeksi itu lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 sebesar 5,05%, namun dengan pertumbuhan ekspor 16% year on year (yoy).

"Kami melihat pertumbuhan ekonomi dunia semakin besar, ekspor juga akan meningkat," jelas Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita,  akhir pekan lalu.

Pada tahun 2017 Indonesia mencatatkan nilai ekspor sebesar US$ 168,7 miliar, naik pesat dibandingkan tahun 2016 hanya US$ 145,2 miliar. Ini juga merupakan pertama kali dalam enam tahun terakhir kinerja ekspor mencatatkan angka positif. Terakhir, kinerja ekspor tumbuh positif terjadi pada tahun 2011, mencapai 29,05% menjadi US$ 203,62 miliar.

Menurut Enggar, kinerja ekspor tahun ini akan terdorong oleh kenaikan harga komoditas alam seperti minyak sawit atau crude palm oil (CPO) dan batubara. Seperti pada tahun lalu, kenaikan harga dua komoditas itu menjadi andalan ekspor nonmigas Indonesia. Kenaikan harga diperkirakan masih berlanjut pada tahun ini.

Untuk mengejar target pertumbuhan ekspor 11% pada tahun ini, Kemendag, kata Enggar, akan membuka perwakilan dagang baru termasuk meningkatkan kerjasama perdagangan bebas. Sebab dalam tujuh tahun terakhir Indonesia hanya menyelesaikan satu perjanjian dagang dengan Chile.

 

KOMENTAR