Mahfud MD: Guru Ngaji dan Marbot Seharusnya Dapat Honor yang Layak
Jakarta, Inako
Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, memaparkan sebuah realitas yang memprihatinkan tentang kondisi kesejahteraan guru ngaji, marbot, dan ustaz di Indonesia.
Dalam sebuah pertemuan dengan ulama dan habib se-DKI Jakarta, minggu lalu di Jakarta, Mahfud MD menegaskan tekadnya untuk meningkatkan kesejahteraan para pelaku pendidikan agama dan keagamaan di tanah air.
BACA JUGA: Ganjar-Mahfud Akan Percepat Digitalisasi Untuk Mencegah Korupsi di Indonesia
Mahfud mengungkapkan bahwa kondisi rata-rata gaji guru ngaji hanya Rp 200 ribu, bahkan ada yang hanya menerima Rp 75 ribu, dan itu pun baru dibayar setelah enam bulan. Realitas ini menjadi sorotan utama yang mendorong Mahfud untuk mengambil langkah konkrit guna meningkatkan honorarium bagi para pelaku pendidikan agama.
Dalam upayanya untuk meningkatkan kesejahteraan guru ngaji, marbot, dan ustaz di pesantren, Mahfud menyampaikan tekadnya. Dalam acara silaturuhmi dengan para ulama dan habib Se-DKI Jakarta, Mahfud MD mengungkapkan bahwa pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, memiliki niat tulus untuk menyediakan dukungan finansial yang lebih baik bagi para pelaku pendidikan agama.
Mahfud menjelaskan pandangannya tentang peran penting masjid dan pesantren dalam pengembangan Islam di Indonesia. Ia menegaskan bahwa manajemen masjid dan pesantren harus dijalankan dengan baik oleh takmir. Sebagai bagian dari programnya, Mahfud menjanjikan dukungan bagi Dewan Kesejahteraan Masjid, pesantren, dan para ustaz guru ngaji.
BACA JUGA: Keren, Ganjar Suarakan Keprihatinan Orang-Orang Kecil di Panggung Debat Capres
Dalam merinci programnya, Mahfud menyebut bahwa pihaknya akan melanjutkan kebijakan yang sudah ada, seperti Undang-Undang Pesantren dan Hari Santri Nasional. Hal ini dianggap sebagai bentuk pengakuan terhadap peran penting santri dan pesantren dalam ke-Indonesiaan.
"Kita akan teruskan kebijakan yang sudah ada. Ada UU Pesantren dan Hari Santri Nasional. Itu melengkapi mozaik Ke-Indonesiaan kita. Dan bentuk pengakuan peran santri dan pesantren. Kita akan berikan perhatian lebih," tegas Mahfud.
Terkait dengan program pemberdayaan umat itu, Ir Djuni Thamrin, Pemerhati Sosial Keamanan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, menilai program pasangan calon nomor 3 memiliki dampak luas bagi kemajuan bangsa. Djuni berpendapat bahwa program tersebut dapat mendorong pembangunan akhlak dan karakter bangsa melalui pendidikan informal serta pengelolaan masjid sebagai pusat pembentukan akhlak.
BACA JUGA: Usai Debat, Mahfud Langsung Gaspoooll Kampanye di Banten
Djuni Thamrin mengakui bahwa inovasi yang diusung oleh Ganjar-Mahfud merupakan bukti keseriusan pasangan ini dalam memperhatikan kehidupan masyarakat di sektor grass root.
Ia meyakini bahwa rencana tersebut merupakan niat mulia untuk menjadikan pendidikan informal sebagai indikator utama dalam pembangunan manusia dan karakter bangsa.
Melalui program-programnya yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan guru ngaji, marbot, dan ustaz, Mahfud MD dan pasangannya menunjukkan komitmen mereka untuk mendukung pendidikan agama di Indonesia. Dengan upaya ini, diharapkan akan terjadi perubahan positif dalam kesejahteraan dan pembangunan karakter bangsa melalui pendidikan agama informal.
KOMENTAR