Meriahkan HUT Kemerdekaan RI Ke-74, SMAN I Sambi Rampas Gelar Pentas Seni dan Budaya

Binsar

Monday, 19-08-2019 | 20:05 pm

MDN
Para guru dan siswa SMAN I Sambi Rampas, Manggarai Timur, NTT menggelar Pentas Seni dan Budaya di Kompleks SMAN Sambi Rampas [Inakoran.com/Ina TV]

 

Oleh Yoseph Don dan Yon Ardyan

Watunggong, Inako

Misi mencerdaskan anak bangsa dan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul yang diusung Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Sambi Rampas, Manggarai Timur, NTT, tidak membuat lembaga pendidikan ini melupakan kearifan lokal berupa seni dan budaya yang hidup di lingkungan masyarakat di mana sekolah ini berdiri.

Hal itu paling tidak ditunjukkan oleh civitas akademika SMA itu dalam bentuk pagelaran seni dan budaya yang mereka gelar pada Jumat (16/8) dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74.

 

Kelompok penabuh gendang [Inakoran.com/Ina TV]

 

Koresponden Inakoran.com/Ina TV Yosef Don dan Yon Ardyan, dari Watunggong, Manggarai Timur, Sabtu melaporkan, sejak awal berdirinya, pimpinan lembaga pendidikan ini telah berkomitmen untuk menanamkan nilai-nilai budaya sebagai warisan luhur nenek moyang, kepada segenap anak didik, sehingga kelak mereka akan menjadi insan-insan yang berpikir global tetapi tetap bertindak sesuai nilai budaya lokal (think globally, act locally).

 

BACA JUGA:Aktris Korea Selatan, Go Bo-gyeol, yang membintangi saluran TV lokal drama tvN

Sehari sebelum HUT Kemerdekaan, Jumat (16/8), dengan dimotori Sanggar Seni dan Budaya SMANSASARA (SMA Negeri 1 Sambi Rampas), sejumlah karya seni seperti caci, danding dan dendek disajikan dengan penuh semangat dan antusias oleh para guru, pegawai dan para siswa SMA Negeri pertama Sambi Rampas itu.

 

 

Kelompok Ronda memasuki arena pentas [Inakoran.com/Ina TV]

 

Koordinator tarian caci, Bapak Berto Dasur, di sela-sela pementasan caci, mengajak para pemain caci agar dalam permainan caci itu mereka sebisa mungkin menampilkan unsur-unsur seni dari caci itu sendiri seperti: lomes, reweng, ketangkasan dan kelengkapan busana yang memberi ciri khas dalam permainan caci itu.

“Pemain caci harus mampu menampilkan unsur-unsur yang utama dari caci itu yakni lomes, reweng, ketangkasan dan busanha yang khas,” pintanya.

Sementara permainan caci berlangsung, di sudut lain, kelompok danding, yang terdiri dari para guru, pegawai dan siswa, seakan tidak mau kalah.

 

Regu Danding di bawah pimpinan Pius Wandi [Inakoran.com/Ina TV]

 

Dengan gaya yang lenggak-lenggok mereka pun menampilkan irama danding yang aduhai, sambil mendaraskan syair-syair danding yang mungkin agak sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Koordinator danding, Bapak Pius Wandi menjelaskan, danding pada jaman dahulu biasanya dipentas saat syukur panenan dan juga pada momen-momen atau peristiwa tertentu yang mengharuskan manusia untuk menyampaikan syukur atas peristiwa itu.

“Pada zaman dulu, danding biasanya dipentas saat syukuran panenan dan juga pada momen-momen atau peristiwa tertentu yang mengharuskan manusia untuk menyampaikan syukur atas peristiwa itu,” katanya.

Gerakan danding yang saling terkait satu sama lain, lanjut Pius, dan membentuk lingkaran menyerupai rantai, menggambarkan kebersamaan tak terpisahkan untuk mencapai tujuan bersama tanpa melihat perbedaan dan latar belakang melambangkan Bhineka Tunggal Ika.

“Saling sahut-menyahut dalam lagu danding menambah semarak dan warna tersendiri dalam seni danding, Lagu/go’et diambil dari realita kehidupan masyarakat sehari-hari,” tutur mantan Caleg Partai Gerindra ini bersemangat.

 

Kepala SMA Negeri 1 Sambi Rampas Bernadus Agung, S.Pd, sedang memberi sambutan [Inakoran.com/Ina TV]

 

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Sambi Rampas Bernadus Agung, S.Pd, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini disamping memerihakan HUT ke 74 Republik Indonesia, juga untuk menanamkan nilai kebangsaan melalui moral peradaban sebagai kearifan lokal kepada generasi muda serta memelihara eksistensi budaya yang ada, sehingga tidak punah oleh perkembangan jaman dan menjadi agenda rutin SMA Negeri 1 Sambi Rampas.

“Pentas seni ini, selain untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI yang ke-74, juga sekaligus menanamkan nilai kebangsaan melalui moral peradaban sebagai kearifan lokal kepada generasi muda serta memelihara eksistensi budaya yang ada sehingga tidak punah oleh perkembangan jaman,” tegas Bernadus.

Bernadus berharap, SMAN I Sambi Rampas, selain sebagai lembaga pencetak SDM unggul juga kelak akan menjadi pusat pelestarian seni dan budaya lokal.

 

KOMENTAR