Perguruan Tinggi Asing Masuk Indonesia Bagian dari Proses Globalisasi

Inakoran

Saturday, 10-02-2018 | 06:16 am

MDN
Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Prof. Dr. A

Jakarta, Inako

Pemerintah membuka pintu lebar masuknya perguruan tinggi asing (PTA) ke Tanah Air.  Tetapi langkah tersebut justru menimbulkan polemik hebat. Pro dan kontra mencuat tanpa ruang lingkup yang jelas. Pasalnya, tujuan pemerintah membuka cabang PTA di Tanah Air belum terdefinisi secara detail.

Merespon polemik ini, Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Prof. Dr. Asep Saefuddin, mengatakan bahwa masuknya PTA ke Indonesia merupakan bagian dari proses globalisasi. Karena itu, ia melihat bahwa ini merupakan sebuah perkembangan yang positif.

[caption id="attachment_19391" align="alignright" width="515"] Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta Selatan [s.masdi/inakoran.com][/caption]“Saya lihat masuknya PTA ke Indonesa sebuah hal positif.  Sebab masuknya PTA bagian dari globalisasi. Namun harus diperhatikan bahwa masuknya PTA itu ke Indonesia, jangan membuat kita menjadi konsumen saja,” ujar Prof Asep  kepada Inakoran.com di Kampus Univeristas Al Azhar Indonesia, Jakata Selatan, Kamis (8/2/2018).

Menurut wakil Forum Rektor ini, kahadiran PTA di Tanah Air justru merupakan bagian dari proses  knowledge base society  di Indonesia, yaitu terbentuknya suatu komunitas yang membangun ekonomi dan semua jenis pembangunan lainnya berbasis pengetahuan.  Di sini PTA bisa mengambil peran.

Tetapi Asep mengingatkan bahwa kehadiran PTA bukan untuk membuka program SI dan kemudian merebut mahasiswa di Indonesia. Sebab kalau ini menjadi tujuan utama, maka akan menjadi kontraprodutif.

“Nah yang perlu dipikirkan oleh pemerintah saat ini adalah bagaimana masuknya PTA itu dilihat dalam kerangka knowledge for development  yaitu pengetahuan yang semakin berkembang dengan memanfaatkan resources di Indonesia untuk kepentingan Indonesia,” ujar Guru Besar lulusan Kanada ini.

Asep menambahkan ada beberapa hal yang bisa dimanfatkan oleh Indonesia dalam membangun kerja sama dengan PTA. Ia menyebutkan ada banyak daerah di luar Jawa yang  tergolong marginal dan mengalami kekeringan. Namun daerah tersebut sebetulnya memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan.

“Jadi daerah kering bukan problem. Di sini PTA bisa diajak kerja sama untuk pengembangan kawasan tersebut. Namun tentunya PTA yang diajak itu adalah kampus yang memang dari sananya adalah kampus riset,” katanya.

[embed]https://youtu.be/GZ0eow_cPEE[/embed]

KOMENTAR