PLN Dorong Penggunaan Biomassa untuk Co-Firing di PLTU

Sifi Masdi

Tuesday, 13-08-2024 | 13:40 pm

MDN
Pembangkit listrik dari energi Biomassa [ist]

 

 

 

 

Jakarta, Inakoran

PT PLN (Persero) terus berinovasi dalam mendukung transisi energi dengan memperluas pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Melalui program co-firing, PLN tidak hanya berfokus pada pengurangan penggunaan batu bara, tetapi juga mendorong terciptanya ekosistem yang memberdayakan masyarakat.

 

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa program co-firing ini adalah lebih dari sekadar langkah menuju transisi energi. Program ini juga diharapkan mampu menggerakkan roda perekonomian lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

"Program co-firing tidak hanya menjadi program transisi energi, namun juga akan menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Darmawan dalam keterangan resminya pada Senin (12/8).

 

Dalam upayanya, PLN telah mengembangkan biomassa sebagai substitusi pengganti batu bara di PLTU. Pengembangan ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam penyediaan bahan baku biomassa. PLN telah membangun ekosistem penyediaan biomassa yang terintegrasi dari hulu ke hilir, yang berfokus pada partisipasi masyarakat.

 


 

BACA JUGA:

Industri Batubaru Didorong Jadi Transisi Menuju Energi Terbarukan

Pemerintah Optimis Ekspor Batubara Meningkat Akhir 2024

Target Realisasi Investasi Energi Terbarukan Sulit Terwujud: Apa Masalahnya?

Pertamina Geothermal Energy Lakukan Ekspansi inorganik melalui Akuisisi PLTP Domestik dan Internasional

 


 

PLN telah menunjukkan komitmen nyata dalam menjalankan program ini. Menurut Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi, hingga tahun 2023, sebanyak 46 PLTU di Indonesia telah menerapkan program co-firing. Total penggunaan biomassa dalam program ini mencapai 1 juta ton, yang mampu menghasilkan listrik sebesar 1,04 terawatt jam (TWh).

 

Lebih dari itu, program co-firing juga berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 1,05 juta ton CO2e sepanjang tahun 2023. Evy menegaskan bahwa PLN akan terus mengembangkan program ini dengan memperluas kolaborasi bersama masyarakat. "Kami ingin membangun kolaborasi dan semakin banyak masyarakat yang terlibat," ucapnya.

 

 

 

 

PLN menargetkan, pada tahun 2025, program co-firing akan diterapkan di 52 PLTU dengan kebutuhan biomassa yang diperkirakan mencapai 10 juta ton per tahun. Dengan pencapaian ini, diharapkan emisi CO2e dapat berkurang hingga 11 juta ton setiap tahunnya.

 

Program co-firing yang dikembangkan oleh PLN tidak hanya berpotensi mengurangi emisi, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Diperkirakan, program ini akan melibatkan secara aktif sekitar 1,25 juta masyarakat dengan nilai ekonomi yang mencapai Rp 9,43 triliun.

 

Berbagai jenis biomassa yang digunakan oleh PLN dalam program ini antara lain limbah replanting, tanaman kaliandra merah, gmelina, gamal, indigofera, sekam padi, tandan kosong, hingga limbah agroforestri. Jenis-jenis biomassa ini dipilih karena ketersediaannya yang melimpah dan kemampuan mereka untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif yang efisien.

 

Pengertian Biomassa

Biomassa adalah bahan-bahan yang berasal dari organisme hidup yang meliputi tanaman, hewan dan produk sampingannya seperti limbah kebun, tanaman, dll. Sumber energi yang satu ini tidak mengalami proses transformasi yang bersifat geologis atau berproses dalam jangka lama, seperti energi batu bara.

 

Tidak seperti sumber alam lainnya seperti minyak bumi, batu bara dan bahan bakar nuklir, biomassa merupakan sumber energi terbarukan berdasarkan siklus karbon yang dapat digunakan secara langsung atau tidak langsung sebagai bahan bakar. 

 

Briket arang, briket sekam padi, briket oak dan daun kering merupakan contoh bahan bakar biomassa yang dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar pemanas atau sumber energi.Hasil energi yang dihasilkan pun cukup beragam sesuai dengan sumbernya.

 

KOMENTAR