Target Realisasi Investasi Energi Terbarukan Sulit Terwujud: Apa Masalahnya?

Sifi Masdi

Monday, 29-07-2024 | 17:26 pm

MDN
Ilustrasi Energi Baru Terbarukan [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan investasi di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun 2024. Namun, realisasinya tampak sulit tercapai. Hingga kini, banyak proyek EBT belum terealisasi. Apa yang sebenarnya menjadi kendala?

 

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), menyatakan bahwa akselerasi proyek EBT belum terlihat. "Saya pesimistis bisa mencapai target investasi tahun ini karena belum ada percepatan dari proyek-proyek energi terbarukan, khususnya yang dari Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)," ungkapnya pada Minggu (28/7).

 

Menurut Fabby, pengembangan EBT tahun ini masih didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), baik PLTS Atap dengan potensi mencapai 800 MW-900 MW, PLTS skala utilitas yang dibangun PLN dan Pertamina, maupun PLTS dari didieselisasi. Namun, meski potensi besar, realisasi tetap lambat.

 


 

BACA JUGA:

Copernicus Climate Change Service Mencatat bahwa 22 Juli 2024 menjadi Hari Terpanas

Pertamina Geothermal Energy Lakukan Ekspansi inorganik melalui Akuisisi PLTP Domestik dan Internasional 

Amman Mineral Peroleh Izin Ekspor Tembaga Sebesar 587.330 WMT 

Tanggapan Dirut KCIC Terkait Klaim Kerugian WIKA Akibat Proyek Whoosh

 


 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membidik investasi EBT tahun 2024 mencapai US$ 2,6 miliar. Meskipun ada peningkatan investasi di sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sepanjang semester I 2024, realisasinya masih jauh dari target. Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyebutkan bahwa realisasi investasi hingga Juni 2024 baru mencapai US$ 565 juta. "Pemerintah terus berupaya mendorong investasi sektor EBT," kata Eniya.

 

 

 

Fabby menjelaskan bahwa peningkatan investasi pada semester I 2024 lebih disebabkan oleh rendahnya capaian investasi pada tahun 2023. "Perlu diingat bahwa investasi 2023 termasuk rendah dan di bawah target yang ditetapkan sebelumnya," jelasnya. Berdasarkan data Capaian Kinerja Subsektor EBTKE ESDM tahun 2023, realisasi investasi hanya mencapai US$ 1,48 miliar atau 35,6% dari target sebesar US$ 4,16 miliar.

 

Untuk mencapai target investasi, diperlukan akselerasi proyek-proyek EBT. Pemerintah harus memberikan insentif yang lebih menarik bagi investor, mempercepat proses perizinan, dan meningkatkan koordinasi antar lembaga terkait. Selain itu, perlu adanya dukungan kebijakan yang konsisten dan komprehensif untuk mendorong investasi di sektor ini.

 

 

 

KOMENTAR