Presiden Jokowi: Nanti Sore Mungkin Ketemu dengan Pak Mahfud

JAKARTA, INAKORAN.COM

Presiden Jokowi mengkonfirmasi kabar pertemuan dirinya dengan Menko Polhukam sekaligus Cawapres 03 Mahfud MD.

Keduanya dijadwalkan akan bertemu pada Kamis (1/2/2024) sore di Istana Bogor, Jawa Barat.

“Nanti sore mungkin ketemu dengan Pak Mahfud,” ungkap Jokowi saat meninjau stok dan harga bahan pokok di Pasar Kota Wonogiri, Jawa Tengah.

Dalam acara “Tabrak Prof!” di Banda Aceh Rabu malam, Mahfud menyebut dirinya akan bertemu Presiden Jokowi Kamis sore.

Baca juga: Mundur Dari Kabinet, Ganjar: Mahfud Sosok Berintegritas

Pertemuan itu bertujuan untuk menyerahkan surat pengunduran diri dari jabatan Menko Polhukam.

“Saya setelah pulang dari Aceh pada hari Kamis petang akan bertemu langsung dengan presiden untuk menyerahkan surat pengunduran diri sebagai Menko Polhukam.”

Surat pengunduran diri diserahkan secara langsung karena Mahfud menghormati Presiden Jokowi yang telah memberinya kepercayaan sebagai Menko Polhukam.

Baca juga: Sore Ini Mahfud MD Akan Sampaikan Surat Pengunduran Diri ke Presiden Jokowi

Dirinya mengenang ketika Presiden Jokowi mengangkatnya dengan penuh kehormatan.

“Karena saya dulu diangkat dengan penuh penghormatan,” tegas cawapres pendamping Ganjar Pranowo itu.

“Presiden memanggil saya, mempercayai saya sebagai Menko Polhukam, maka saat berhenti juga akan berjumpa langsung dengan beliau.”

Baca juga: Kaesang Menilai Pengunduran Diri Merupakan Strategi Elektoral Mahfud Dalam Pilpres 2024

“Saya menghadap Presiden sebagai etika. Kalau di Jawa itu ada istilah tinggal gelanggang colong kelayu, pergi begitu saja.”

“Saya tidak mau pergi begitu saja, saya dengan penghormatan menghadap Presiden menyampaikan permohonan mundur,” tegasnya.

Keputusan Mahfud mundur tidak terlepas dari statusnya sebagai salah satu kontestan Pilpres 2024.

Baca juga: Gelar Tikar di Jogja, Ganjar Diminta Perhatikan Kebutuhan Khusus Anak Perempuan

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengaku tidak mau kegiatannya berkampanye mengganggu konsentrasi sebagai pejabat publik.

“Karena ada pilihan politik itu, maka saya merasa harus ke pinggir dulu agar tidak mengganggu jalannya pemerintahan.”

“Saya juga tidak ingin terganggu juga dengan kebijakan pemerintahan.”