Program Satu Desa Satu Faskes Satu Nakes Lebih Menjawab Masalah Stunting Ketimbang Makan Gratis

Aril Suhardi

Wednesday, 07-02-2024 | 21:37 pm

MDN
Pendukung Ganjar-Mahfud di UK [Foto: Sakaria]

 

Jakarta, Inakoran.com

Program Satu Desa Satu Faskes Satu Nakes yang diusung oleh Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dianggap lebih menjawab masalah stunting ketimbang program makan siang gratis Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Hal ini disampaikan oleh Ketua UK for Ganjar-Mahfud, dr. Sylvia Jenkins. Diaspora Indonesia yang tinggal di London ini  menyebut program yang diusung Ganjar dan Mahfud memberikan perhatian sejak seorang ibu tengah hamil dan itu akan mencegah stunting.

BACA JUGA: Connie Rahakundini: Drama Etika Politik Bahayakan Identitas Nasional Kita

“Satu nakes dan faskes di setiap desa untuk memberikan perhatian pada kesehatan desa terutama pemenuhan kebutuhan ibu hamil, ini yang jelas akan menghasilkan penurunan  kasus stunting,” kata Sylvia usai debat capres kelima, dikutip pada Rabu (07/02/2024).

Selain tidak mengatasi stunting, program makan siang gratis justru menghamburkan banyak anggaran.

“Makan siang gratis tidak akan menyelesaikan isu stunting. Biaya yang sangat besar itu akan menjadi penghamburan yang luar biasa,” terangnya.

Senada, relawan lainnya, Indah Burret nilai Ganjar lebih memahami persoalan masyarakat, contohnya stunting.

 “Pak Ganjar paham bagaimana solusi untuk mencegah stunting, bukan dengan memberikan makan siang gratis, melainkan dengan asupan gizi dan vitamin yang cukup sejak dalam kandungan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Europe for Ganjar-Mahfud, Sakaria Wilgosz mengapresiasi program KTP Sakti Ganjar-Mahfud. Melalui KTP ini, bantuan sosial akan lebih terjamin bisa tepat sasaran.

BACA JUGA: Mahasiswi STF Driyarkara: Kepekaan Etis dan Rasio Kita Telah Diludahkan

“Salah satu Program Unggulan Ganjar Mahfud adalah bansos pasti dan tepat sasaran. Dikombinasikan dengan KTP Sakti, maka tidak akan terjadi lagi penyelewengan bansos dan mereka yang membutuhkan pasti akan menerimanya,” jelasnya.

Sakaria juga memuji Ganjar yang mengedukasi masyarakat soal bansos dalam debat kelima. Bahwasannya bansos yang diberikan kepada masyarakat kurang mampu merupakan kewajiban negara dan sumbernya berasal dari uang rakyat sendiri.

Sakaria berharap, dengan melihat program-program yang diusung dan debat capres-cawapres, masyarakat bisa memilih pemimpin yang layak untuk Indonesia.  

“Kita dapat menyaksikan seluruh ajang debat ini, siapa yang berbicara hanya janji dan konsep, yang hanya hafalan singkatan, dan siapa yang berbicara dengan data serta sungguh memahami dan dapat menjelaskan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi isu yang dibahas,” ujar Sakaria.

“Saya sungguh berharap masyarakat Indonesia memilih Ganjar-Mahfud yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam mengelola Indonesia, dan jangan sampai memilih yang karbitan yang diangkat dari proses pelanggaran etika,” tutupnya.

 

KOMENTAR