Prospek Saham ADRO Pasca Pembagian Dividen Jumbo
Jakarta, Inakoran
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), yang kini dalam proses perubahan nama menjadi PT AlamTri Resources Indonesia Tbk, memberikan angin segar bagi pemegang sahamnya. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Senin (18/11), ADRO mengumumkan rencana pembagian tambahan dividen tunai final sebesar US$ 2,62 miliar atau setara Rp 41,67 triliun. Keputusan ini membawa sejumlah dampak strategis bagi kinerja saham ADRO ke depan.
Tambahan dividen tunai final ini mencerminkan komitmen ADRO untuk memberikan imbal hasil optimal bagi para pemegang saham. Dengan asumsi kurs Rp 15.898 per dolar AS, dividen tersebut setara dengan Rp 1.359 per saham. Nilai ini memberikan dividend yield yang menggiurkan, mencapai 35,6%, jika dibandingkan dengan harga penutupan saham ADRO pada Jumat (15/11) di level Rp 3.920 per saham.
Namun, meskipun dividen jumbo ini menarik, harga saham ADRO justru merosot 5,61% ke Rp 3.700 per saham pada Senin (18/11). Fenomena ini disebut sebagai sell on fact, di mana investor cenderung merealisasikan keuntungan setelah pengumuman resmi.
Dalam RUPSLB tersebut, ADRO juga menyetujui perubahan nama menjadi PT AlamTri Resources Indonesia Tbk. Langkah ini menjadi bagian dari strategi untuk memperluas fokus bisnis ke sektor hilirisasi mineral dan energi terbarukan, sejalan dengan visi transisi energi Indonesia menuju ekonomi hijau.
BACA JUGA:
Peluang Saham Perkebunan di Musim Hujan: Selasa, 19 November 2024
Saatnya Investor Serok Saham BRI dan Bank Mandiri
Rekomendasi dan Arah Pergerakan IHSG: Senin, 18 November 2024
Harga Bitcoin Diprediksi Tembus USD 100.000 Akhir Tahun
Transformasi ini melibatkan pemisahan bisnis batubara termal melalui Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS). ADRO akan menjadi entitas induk yang berfokus pada pengembangan energi bersih, mendukung target Pemerintah Indonesia mencapai net-zero emissions pada 2060 atau lebih awal.
Sebagai bagian dari restrukturisasi bisnis, ADRO juga mendorong divestasi melalui penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) anak usahanya, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). AADI sedang dalam proses melepas sebanyak 778,68 juta saham atau 10% dari modal ditempatkan, dengan harga penawaran Rp 4.590–Rp 5.900 per saham. Jika terealisasi pada harga tertinggi, IPO ini diproyeksikan meraup dana hingga Rp 4,59 triliun.
Rencana PUPS akan memberikan kesempatan kepada pemegang saham ADRO untuk berpartisipasi dalam pembelian saham AADI menggunakan dividen yang diterima. AADI sendiri dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Desember 2024.
Rekomendasi Investor
Meski dividen besar menjadi daya tarik, saham ADRO menghadapi volatilitas harga dalam jangka pendek. Sejumlah analis memberikan pandangan berbeda mengenai prospek saham ini.
Hendriko Gani, Investment Analyst Stockbit mengatakan bahwa dividend yield sebesar 35,6% menawarkan peluang menarik, terutama bagi investor yang ingin menebus saham AADI. Namun, potensi penurunan harga pasca-ex-date perlu diantisipasi.
Sementara William Hartanto, Pengamat Pasar Modal, menegaskan bahwa penurunan harga saham ADRO pasca-RUPSLB disebabkan oleh aksi sell on fact dan minimnya kejutan bagi investor. Meski demikian, trader jangka pendek bisa memanfaatkan momentum kenaikan harga menjelang cum-date.
Selanjutnya Raden Bagus Bima, Founder Warkop menyarankan trader untuk mempertimbangkan pembelian di rentang Rp 3.600–Rp 3.650, dengan target jual menjelang cum-date. Koreksi harga kemungkinan terjadi pasca-ex-date karena dividen besar dapat memicu dividend trap.
Sedangkan Muhamad Heru Mustofa, Research Analyst Phintraco Sekuritas, mengatakan bahwa dengan tambahan dividen setara Rp 1.355 per saham, fair value ADRO diperkirakan berada di level Rp 4.134. Heru menyarankan wait and see bagi investor, dengan peluang masuk pada level Rp 3.600 dan target harga Rp 3.920–Rp 4.000.
Disclaimer:
Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.
KOMENTAR