Reformasi Ekonomi dan Investasi dalam Kesehatan, Perlindungan Sosial dan Infrastruktur akan Mendukung Pemulihan Berkelanjutan Indonesia
Jakarta, Inako
Krisis ekonomi global yang dipicu oleh pandemi COVID-19 telah melanda Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan turun ke nol persen pada tahun 2020, karena konsumen yang lelah dan pembatasan mobilitas yang diberlakukan untuk mengekang penyebaran virus telah menyebabkan pembekuan dalam pariwisata, harga komoditas yang rendah, dan toko-toko dan restoran kosong.
Pemulihan akan dilakukan secara bertahap, dan pertumbuhan PDB riil diproyeksikan mencapai 4,8 persen pada tahun 2021, hanya bangkit kembali menjadi 6,0 persen pada tahun 2022, menurut laporan Prospek Ekonomi Indonesia Juli 2020 Bank Dunia, yang dirilis hari ini.
Dampaknya terhadap mata pencaharian juga sangat parah, dengan sebagian besar orang Indonesia mengalami kerugian pendapatan. Tanpa perluasan bantuan sosial yang signifikan, sebanyak 5,5 juta orang Indonesia dapat didorong ke dalam kemiskinan karena goncangan Covid-19.
Untuk menanggapi krisis, Pemerintah Indonesia telah mengumumkan paket fiskal sebesar 4,3 persen dari PDB. Paket termasuk dana untuk meningkatkan kesiapsiagaan sektor kesehatan dan peningkatan besar dalam bantuan sosial. Jika benar-benar dicairkan dan tepat sasaran, paket stimulus itu bisa sangat membantu mengurangi dampak pandemi terhadap kemiskinan, menurut laporan itu.
“Kami menyambut tanggapan kuat dari Pemerintah Indonesia untuk mengurangi dampak krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya ini. Sangat penting bahwa paket ini sekarang dilaksanakan secara efektif untuk memiliki dampak sepenuhnya pada masyarakat dan ekonomi, ”kata Satu Kahkonen, Direktur Negara Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste.
"Kami juga didorong agar Pemerintah ingin mengubah krisis ini menjadi peluang dengan memajukan reformasi penting untuk meningkatkan daya saing, yang akan meletakkan fondasi yang kuat untuk pemulihan yang lebih kuat."
Laporan Prospek Ekonomi Indonesia edisi Juli 2020 ini juga menguraikan strategi untuk membantu negara membangun kembali lebih baik dari krisis, termasuk dengan membangun perluasan cakupan perlindungan sosial yang didorong oleh pandemi dan menutup celah yang baru diidentifikasi dalam sistem, dan mempercepat pengiriman perawatan kesehatan universal untuk semua.
“Untuk mengekang dampak pandemi secara efektif, keputusan pemerintah untuk mengubah prioritas pengeluaran dan meningkatkan defisit anggaran mutlak diperlukan,” kata Frederico Gil Sander, Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia. “Ke depan, pengeluaran yang lebih tinggi untuk kesehatan, perlindungan sosial dan infrastruktur masih akan dibutuhkan, yang membuat reformasi pajak untuk meningkatkan pendapatan fiskal sangat penting untuk meratakan kurva utang dan mempertahankan kerangka makroekonomi Indonesia yang kuat.”
Laporan Prospek Ekonomi Indonesia didukung oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
TAG#BANK DUNIA, #KEMENKEU
188667806
KOMENTAR