Rendang Sajian Alternatif di Masa Pandemi Covid-19

Hila Bame

Saturday, 16-05-2020 | 22:59 pm

MDN
Rendang

 

Penulis: Zusneli Zubir (Staf Peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat, dan Ketua DPD Himpunan Wanita Karya Sumbar).
Editor: Muhammad Fadhli

 

Padang Inako

 

Interaksi orang Minangkabau yang mendiami pantai barat Sumatra dan daerah pedalaman dengan bangsa asal jazirah Arab, Persia dan India, telah berlangsung sejak masuknya pengaruh Hindu dan Islam.

Banyak catatan dan jejak sejarah yang mengungkapkan bahwa wilayah Minangkabau banyak dikunjungi, karena ketersediaan rempah-rempah, khususnya pala, merica, kapur barus, emas, dan banyak lagi lainnya. 

 

Pada saat itu pantai barat Sumatra telah menjadi pelabuhan alternatif, selain Malaka, yang menjadi persinggahan para pedagang berbangsa Arab, India, Persia.

Sejak kedatangan bangsa di luar Minangkabau inilah kemudian terjadi akulturasi dalam banyak hal, sebagai salah satu dampak dari proses interaksi tersebut. 

 

BACA JUGA:  Abaikan Persepsi Yang Salah, Biasakan Mengonsumsi Telur Rebus Mulai Sekarang

Salah satu bentuk akulturasi itu tampak pada berbagai masakan (kuliner).

Dalam kajian ilmu antropologi, setiap masakan menyebar seiring dengan penyebaran manusia. Makanan yang tersebar itu kemudian bisa diterima di tempat lain. Selain itu, menurut William A. Haviland, bahwa makanan juga menyebar karena ada lokalisasi, proses industri yang disesuaikan dengan adaptasi dan budaya setempat.

 

Seperti Rendang, salah satu kuliner khas Minangkabau yang merupakan The Most Delicious Food In The World, setelah 35.000 warga dunia mengikuti sebuah survei pada September 2011 lalu di sebuah laman yang merilis sebuah berita dengan headline “Your pick: World‘s 50 Best Food”. 

 

BACA  JUGA:   5 Manfaat Air Kelapa Muda Bagi Tubuh

Perjalanan Rendang hingga menjadi makanan yang dinobatkan sebagai makanan terenak di seluruh dunia itu ternyata sangat panjang.

Rendang dengan segala rempah-rempah dan bumbu khasnya yang membuatnya mampu bertahan di tengah gempuran makanan-makanan modern, junkfood, dan western food yang tumbuh menjamur hari ini, ternyata merupakan sebuah kuliner yang lahir dari proses akulturasi dengan kebudayaan yang dibawa para pedagang India di masa lalu.

 

BACA JUGA:  Italia akan Membuka kembali Perbatasan bagi wisatawan UE pada awal Juni

Masakan Rendang khas Sumatera Barat merupakan salah satu masakan yang diakui dunia sebagai makanan alternatif selama lockdown Covid-19.

Menurut sejarawan Gusti Asnan, kelahiran Rendang tak luput dari pengaruh bumbu-bumbu dari India yang diperoleh melalui para pedagang Gujarat, India, yang mulai singgah ke Sumatra pada abad ke-13 hingga 14.

 

BACA JUGA:  3 Tempat Makan Keluarga Yang Populer Di Pekanbaru

Sebuah catatan sejarah yang ditulis oleh seorang pengelana Portugis, Tom Pires, turut menguatkan bukti bahwa masakan Rendang pada masa ini tak lepas dari pengaruh India. Menurutnya, pada awal abad ke-16 sudah ada kapal Gujarat yang berlabuh di pantai Sumatera Barat.

Mereka mendarat kemudian berdagang di pelabuhan Tiku dan pelabuhan Pariaman. Gusti Asnan berpendapat, jika awal abad ke-16 saja bangsa India sudah tercatat berdagang di Sumatra, maka otomatis jauh sebelum itu, mereka pun telah ada.

 

BACA JUGA:  6 Makanan Yang Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh & Menjaga Anda Lebih Sehat Secara Alami

Salah satu pengaruh India yang melebur dalam masakan Rendang adalah dalam pemakaian santan. Pernyataan ini juga dikuatkan oleh seorang pakar kuliner nusantara, Wiliam Wongso, yang menyatakan bahwa pemakaian santan ini  berasal dari India Selatan.

Wilayah India Utara tidak memakai santan sebagai bahan pengental, mereka memakai yoghurt. India Selatan memakai santan. Hal ini berarti, pengaruh santan yang masuk ke dalam masakan Rendang adalah dari India Selatan.

Persebaran orang-orang Minangkabau dalam budaya merantau ke luar pulau Sumatra meningkatkan popularisme Rendang ke setiap pelosok nusantara. Surat kabar Soenting Melajoe yang didirikan pada 1912 memuat topik yang berisi  menu-menu makanan dan juga resep-resep memasak yang terutama jarang didapat dalam buku-buku masak berbahasa Jawa.

Surat kabar Soenting Melajoe memang surat kabar khusus perempuan yang memberitakan hal-hal seputar kegiatan perempuan. Menurut D.S Maharadja, salah seorang ya…

 

TAG#rendang

163531967

KOMENTAR