Rupiah Kembali Melemah, Tembus Rp15.860/US$

Sifi Masdi

Thursday, 28-03-2024 | 10:55 am

MDN
Ilustrasi rupiah vs dolar AS [ist]

 

 

 

 

Jakarta, Inakoran

 

Mata uang Rupiah kembali melemah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS), dengan pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (28/3), menunjukkan penurunan sebesar 0,06% di angka Rp15.860 per Dolar AS. Pelemahan ini memicu pertanyaan di kalangan publik: Apakah Rupiah akan menembus level Rp 16.000 per Dolar AS?

 

Putera Satria Sambijantoro, Kepala Penelitian Ekuitas Bahana Sekuritas, mengungkapkan bahwa nilai tukar Rupiah telah menembus “garis batas BI” sebesar Rp 15.800. Namun, yang lebih penting untuk dicatat adalah bahwa kinerja Rupiah telah berada di bawah mata uang pasar negara berkembang MSCI selama sembilan bulan berturut-turut sejak Mei tahun lalu.

 

BACA JUGA: Rekomendasi Saham Berpotensi Hasilkan Cuan Hari Ini, Kamis (28/3/2024)

 

“Kami memperkirakan intervensi valas besar-besaran lainnya mungkin akan dilakukan pada periode yang akan menjadi periode lemah musiman bagi Rupiah ke depan,” ujarnya dalam laporan hari ini.

 

 

 

 

Dengan kondisi ini, Satria melihat Bank Indonesia (BI) tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. “Kenaikan suku bunga terakhir pada bulan Oktober terjadi setelah 6 bulan intervensi valuta asing, karena BI beralih ke instrumen suku bunga hanya setelah cadangan devisanya terkuras sebesar US$ 12 miliar,” kata Satria.

 

Hal ini karena BI terikat oleh pedoman dovish. Dia menilai BI menghadapi perjuangan berat untuk mempertahankan Rupiah karena BI akan memiliki lebih sedikit fleksibilitas.

 

BACA JUGA:  Rekomendasi Saham Pilihan untuk Tabung THR Lebaran

 

Ada sejumlah risiko yang membuat tekanan Rupiah semakin melemah, mulai dari eksternal maupun internal. Dari eksternal, pernyataan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang cenderung mengarah ke dovish dinilai pasar masih belum cukup jelas. Ketidakpastian masih ada di tengah inflasi AS yang cukup panas dan pasar tenaga kerja yang ketat.

 

Pelaku pasar juga kini tengah menanti pada data klaim pengangguran AS periode 23 Maret 2024 yang akan rilis malam nanti pukul 19.00 WIB. Melansir Trading Economics, konsensus memperkirakan tingkat klaim pengangguran akan mencapai 215 ribu, lebih tinggi dibanding pekan sebelumnya yang hanya mencapai 210 ribu.

 

BACA JUGA: Rupiah Jeblok Lagi, Tembus Rp15.825/US$

 

Geopolitik yang datang dari Eropa timur juga masih relatif bergejolak. Di dalam negeri, repatriasi dividen serta prioritas aset alokasi untuk persiapan Lebaran akan membuat aliran dana keluar semakin deras. Ini semua menjadi faktor yang berpotensi mempengaruhi nilai tukar Rupiah ke depan.

 

Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang dinamika pasar dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah sangat penting bagi investor dan pelaku pasar untuk membuat keputusan yang tepat dan tepat waktu.

 

 

KOMENTAR