Rupiah Melemah: Berada di Posisi Rp 16.381/USD
Jakarta, Inakoran
Nilai tukar rupiah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (8/72024) melemah tipis dan berada di posisi Rp16.281 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah turun 0,02% pada perdagangan pembukaan. Sementara itu, indeks dolar AS naik tipis 0,04% ke posisi 104,577, menunjukkan penguatan mata uang AS terhadap beberapa mata uang utama dunia.
Di kawasan Asia, mata uang bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Beberapa mata uang yang menguat antara lain: Baht Thailand naik 0,11%; Ringgit Malaysia naik 0,01%; Won Korea naik 0,10%; dan Yen Jepang naik 0,24%.
Namun, beberapa mata uang lain turut melemah bersama rupiah. Yuan China turun 0,01% dan Peso Filipina melemah 0,08%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan bahwa rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup menguat dalam rentang Rp16.220 hingga Rp16.320 per dolar AS pada perdagangan Senin ini.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Pilihan: BCA, Bank Mandiri, dan BRI
Menko PMK Nilai Inovasi Pelayanan Haji Sukses
Nasib Rupiah di Tengah Melambatnya Ekonomi AS
Rupiah Melemah Tipis: Bertengger di Posisi Rp 16.331/USD
Menurut Ibrahim, fokus utama pasar saat ini tertuju pada data utama nonfarm payrolls yang akan dirilis pada Jumat, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga.
Alat CME Fedwatch menunjukkan bahwa para pedagang memperkirakan kemungkinan lebih dari 66% bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September. Namun, optimisme terhadap penurunan suku bunga ini agak teredam oleh sinyal hawkish dari The Fed. Risalah pertemuan bank sentral pada Juni menunjukkan bahwa para pengambil kebijakan masih skeptis terhadap penurunan suku bunga.
“Data nonfarm payrolls juga akan memberikan isyarat yang lebih pasti mengenai pasar tenaga kerja, yang juga menjadi perdebatan utama bagi The Fed dalam menurunkan suku bunga,” kata Ibrahim dalam riset hariannya.
Di sisi lain, Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa yang dimiliki mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam upaya memperkuat ketahanan eksternal, sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi.
KOMENTAR