Sekjen PDI Perjuangan: Pilpres Harusnya Dua Putaran, Suara Prabowo-Gibran ‘hanya’ 43 Persen
Jakarta, Inakoran.com
Pemilihan presiden 2024 seharusnya berlangsung dua putaran karena tidak ada pasangan calon yang memperoleh lebih dari 50 persen suara.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Hasto merujuk pada hasil audit forensik atas Sirekap Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dilakukan oleh pakar IT PDI Perjuangan.
BACA JUGA: PDI Perjuangan Klaim Suara Ganjar-Mahfud Seharusnya 33 Persen, Tapi Sengaja Dikunci di 16 Persen
Berdasarkan hasil audit tersebut, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meraih 43 persen suara. Sementara itu, perolehan suara pasangan yang diusung PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo-Mahfud MD mencapai 33 persen.
“Perolehan Ganjar-Mahfud 33 persen, Prabowo-Gibran 43 persen,” pungkas Hasto, dikutip pada Senin (18/03/2024).
“Jadi, seharusnya Pemilu dua putaran, enggak ada logikanya satu putaran,” tambah Hasto.
Namun, kata Hasto, suara Ganjar-Mahfud sengaja dikunci sehingga mentok di angka 16 persen.
Hal ini juga berimbas pada perolehan suara Prabowo-Gibran yang mengalami kenaikan hingga melampaui 50 persen.
“Sesuai hasil temuan audit forensik kami atas Sirekap KPU, ternyata dipasang Json Script yang mengunci perolehan suara Ganjar Mahfud.”
Sementara itu, KPU sudah melakukan rekapitulasi penghitungan suara di 33 dari 38 provinsi.
Tidak ada satu pun provinsi yang dimenangkan oleh Ganjar-Mahfud, sementara Prabowo-Gibran unggul di 31 provinsi, dan sisanya dimenangkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Kabarnya, KPU akan merampungan rekapitulasi sekaligus menetapkan pemenang Pilpres pada hari ini.
KOMENTAR