The Fed Pangkas Suku Bunga, Harga Emas Anjlok ke Level Terendah
Jakarta, Inakoran
Keputusan mengejutkan datang dari bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), yang memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya. Langkah ini, meskipun bertujuan untuk merangsang perekonomian, langsung berdampak pada pasar emas, yang mengalami penurunan signifikan. Harga emas, yang biasanya dianggap sebagai aset aman, merosot ke level terendah dalam sebulan terakhir setelah pengumuman tersebut.
Pada akhir perdagangan Rabu (18/12/2024), harga emas di pasar spot ditutup melemah sebesar 2,1% menjadi US$2.589,91 per troy ounce, menyentuh level terendah sejak 18 November. Sementara itu, harga emas berjangka Comex juga tidak luput dari penurunan, ditutup melemah 0,3% ke level US$2.653,30. Penurunan ini menunjukkan reaksi pasar yang cepat terhadap kebijakan moneter The Fed.
The Fed memangkas suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 basis poin, menjadi kisaran 4,25%-4,50%. Namun, yang menjadi sorotan adalah pernyataan mereka yang mengindikasikan bahwa pelonggaran moneter lebih lanjut mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Dalam pertemuan kebijakan mendatang, pejabat The Fed menyatakan akan bersikap hati-hati dan menilai data-data yang masuk, prospek yang berkembang, serta keseimbangan risiko.
Perkiraan kuartalan terbaru menunjukkan bahwa beberapa pejabat The Fed memperkirakan penurunan suku bunga yang lebih sedikit untuk tahun depan dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya. Kini, mereka memperkirakan suku bunga mencapai kisaran 3,75% hingga 4% pada akhir tahun depan, yang mengimplikasikan hanya dua kali penurunan sebesar 25 basis poin. Ini menandakan bahwa meskipun ada penurunan suku bunga, laju penurunannya diperkirakan akan lebih lambat.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Pilihan: Kamis, 19 Desember 2024
Harga Emas Antam Masih Stagnan: Rabu, 18 Desember 2024
MicroStrategy Kembali Borong Bitcoin Senilai Rp 24 Triliun
Nabung Emas Ala Anak Muda: Anti Ribet, Auto Cuan!
Sejumlah pejabat juga memperkirakan suku bunga acuan akan mencapai 3,75%-4% pada akhir 2025, menunjukkan dua kali penurunan kembali. Namun, hanya lima pejabat yang menunjukkan preferensi untuk lebih banyak pemangkasan tahun depan, yang menandakan kehati-hatian dalam pengambilan keputusan.
Setelah keputusan The Fed diumumkan, imbal hasil obligasi dan nilai dolar AS melonjak. Kenaikan ini membuat emas menjadi kurang menarik di mata investor.
Suku bunga yang lebih rendah biasanya akan menguntungkan emas batangan karena mengurangi biaya peluang untuk memegang aset non-yielding seperti emas. Namun, dalam kasus ini, pemangkasan suku bunga dianggap hawkish, yang mendorong spekulan dengan eksposur jangka panjang untuk mengambil keuntungan, sehingga menambah tekanan pada harga emas.
Menurut Bart Melek, Kepala Analis Komoditas di TD Securities, "Emas bersaing dengan pendapatan tetap, dan jika Fed berhenti dari pelonggaran agresif, maka pedagang diskresioner mungkin ingin melepas kepemilikannya." Ini menunjukkan bahwa investor mungkin lebih memilih instrumen investasi lain yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.
Dalam konferensi pers setelah pengumuman, Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa keputusan untuk memangkas suku bunga bukanlah hal yang mudah, tetapi dianggap tepat. Ia menegaskan bahwa suku bunga kebijakan bank sentral AS masih sangat ketat dan bahwa komite berada di jalur yang benar untuk terus memangkasnya.
Namun, Powell juga menyatakan bahwa untuk melakukan penurunan suku bunga tambahan, mereka perlu melihat lebih banyak kemajuan dalam inflasi.
Powell menyebutkan bahwa beberapa pembuat kebijakan telah mulai mempertimbangkan dampak dari tarif yang lebih tinggi yang mungkin diterapkan oleh Presiden terpilih Donald Trump.
Namun, ia menekankan bahwa dampak dari kebijakan tersebut masih sangat tidak pasti. "Kami hanya tidak tahu, sungguh, sangat tidak tahu sama sekali tentang kebijakan-kebijakan yang sebenarnya. Jadi masih terlalu dini untuk mencoba menyimpulkan apa pun," jelas Powell.
KOMENTAR