Turunkan Pemain U-19 dan WO, Fenerbahce Sengaja Berikan Piala Super Turki kepada Galatasaray

Aril Suhardi

Monday, 08-04-2024 | 15:55 pm

MDN
Momen para pemain Fenerbahce (kaos hitam) melakukan walk out. Dengan demikian, Galatasaray pun memenangkan Piala Super Turki [Foto: Tangkapan layar YouTube]

 

Inakoran.com, Jakarta - Fenerbahce membuat keputusan yang mengejutkan saat melakoni laga final Piala Super Turki melawan Galatasaray pada Senin (08/04/2024) dinihari.

Alih-alih ‘serius’ merebut gelar tersebut, Fenerbahe malah tidak menurunkan skuad intinya. Dalam laga yang digelar di Stadion Sanliurfa GAP, Sanliurfa, Turki, Fenerbahce dengan sengaja memainkan para pemain U-19.

BACA JUGA: Ada Apa di Balik Pergi dan Kembalinya Toni Kroos ke Timnas Jerman?

Jalannya pertandingan ini pun mudah ditebak. Baru memasuki detik ke-50, Fenerbahce sudah kebobolan melalui gol Mauro Icardi.

Usai kebobolan, para pemain muda Fenerbahce memilih untuk walk out dan membiarkan Galatasaray meraih gelar Piala Super Turki.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Presiden Fenerbahce Yildirim Ali Koc menyebut apa yang dilakukan oleh timnya merupakan bentuk pemberontakkan terhadap Federasi Sepak Bola Turki (TPFF).

"Pemberontakan kami hari ini, sikap kami di Piala Super, bukan hanya tentang tanggal pertandingan atau apa yang terjadi di pertandingan tandang terakhir (melawan Trabzonspor)," kata Presiden Fenerbahce Yildirim Ali Koc usia laga.

Pada tanggal 17 Maret lalu, Fenerbahce bertandang ke markas Trabzonspor dalam lanjutan Liga Super Turki.

BACA JUGA: Tata Martino Mungkin Akan Menurunkan Messi di Leg Kedua Concacaf Champions Melawan Monterrey

Di laga tersebut, sekitar puluhan suporter tuan rumah masuk ke lapangan dan menyerang pemain Fenerbahce.

Perkelahian antara pemain Fenerbahce dengan suporter Tranzobsor pun tak terhindarkan.

Akibatnya, Trabzonspor dihukum berupa larangan kehadiran penonton dalam enam pertandingan. Disanksi demikian, pihak klub tidak tinggal diam.

Trabzonspor mengajukan banding. Banding ini menguntungkan klub tersebut, karena laga tanpa kehadiran penonton dikurangi menjadi empat pertandingan saja.

BACA JUGA: Kalah Gacor dari David Raya, Aaron Ramsdale Dirumorkan Hengkang ke Newcastle, Arteta Enggan Berkomentar

Sementara itu, dua pemain Fenerbahce yang diduga memukul suporter Tranbzonspor diberi hukuman berupa larangan bermain satu laga.

Karena peristiwa ini, Fenerbahce mengancam akan meninggalkan Liga Turki.  Ali Koc berharap, TPFF segera mengevaluasi dan melakukan perbaikan total.

"Ini saatnya sepakbola Turki untuk melakukan 'reset'. Kami berada dalam periode ketika rawa harus dikeringkan, dan sepakbola Turki harus membangun kembali dirinya sendiri. Tidak perlu mengubah arah,” kata Ali Koc.

Selain masalah penyerangan tersebut, Fenerbahce juga merasa dirugikan oleh berbagai keputusan TPFF terkait final Piala Super ini.

BACA JUGA: Indonesia Libas Vietnam 3-0, Presiden Jokowi: Semua Rakyat Senanglah, Kita Menang di Kandang Lawan

Sebelum final digelar, Fenerbahce mengajukan dua tuntutan. Pertama, wasitnya harus orang asing. Kedua, jadwalnya yang harus diubah.

Fenerbahce beralasan, final yang digelar pada 8 April berdekatan dengan pertandingan Perempat Final Liga Europa melawan Olympiacos pada Kamis (11/04/2024) mendatang. Namun, dua tuntutan ini tidak diindahkan oleh TPFF. 

"Saya berharap pemberontakan yang dilakukan klub kami dan tindakan yang kami putuskan untuk diambil karena kebutuhan, akan memicu proses pembersihan yang perlu dilakukan. Inilah saatnya ketidakberpihakan, persaingan sehat, dan etika olahraga harus dikedepankan," tegas Ali Koc.

 

KOMENTAR