Utang Luar Negeri Indonesia Turun 1,9% dan di Posisi Rp 5.961 Triliun Kuartal I-2023
Jakarta, Inako
Posisi utang luang negeri (ULN) pada kuartal I 2023 tercatat sebesar US$ 402,8 miliar atau setara dengan Rp 5.961 triliun (asumsi kurs Rp 14.800). Kali ini ULN turun atau mengalami kontraksi sebesar 1,9% dibandingkan kuartal sebelumnya.
BACA JUGA: Aliran Modal Keluar dari Pasar Uang Indonesia Pekan ke-2 Mei Capai Rp 4 Triliun
Pernyataan ini disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono. Ia menjelaskan kontraksi sebesar 1,9% dipicu oleh pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah.
"Kontraksi pertumbuhan ini bersumber dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) dan swasta," kata Erwin, dalam keterangan pers, Senin (15/5/2023).
BACA JUGA: ChatGPT Mulai Dipakai Untuk Analisa Saham, Wall Street Langsung Guncang
Menurut Erwin, pada kuartal I-2023, posisi utang luar negeri (ULN) pemeritah tercatat US$ 194 miliar atau setara dengan Rp 2.852,8 triliun. Secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 1,1% year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 6,8% yoy.
Dia menyebut untuk ULN pemerintah ini dipengaruhi oleh penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan sentimen positif pelaku pasar global yang tetap terjaga.
Sementara posisi utang luar negeri swasta tercatat US$ 199,4 miliar atau setara dengan Rp 2.931,1 triliun. Angka ini mengalami kontraksi 3% yoy lebih dalam dibandingkan kontraksi pada kuartal sebelumnya 1,7%.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, industri pengolahan, pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 77,9% dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,4% terhadap total ULN swasta.
KOMENTAR