Yayan G.H. Mulyana: Keberadaan Para Indonesianis Jadi Jembatan Penghubung Antarbudaya dan Bangsa

Sifi Masdi

Wednesday, 09-10-2024 | 22:46 pm

MDN
Kepala BSKLN Dr. Yayan G.H. Mulyana menyampaikan sambutan dalam acara  The 6th World Indonesianist Congress di Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/10/2024) [inakoran]


 

 

 

Bogor, Inakoran

Keberadaan para Indonesianis di dunia internasional tidak hanya menunjukkan ketertarikan mereka terhadap perkembangan di Indonesia, namun juga memiliki peran yang lebih besar dalam menjembatani hubungan antarbudaya dan antarbangsa. Para Indonesianis ini berperan sebagai penghubung penting antara budaya negara mereka dan budaya Indonesia, memperkaya pemahaman global tentang Indonesia melalui penelitian dan analisis mendalam.

Dr. Yayan G.H. Mulyana berbincang hangat dengan Prof. Bilveer Singh, PhD. dari Singapura [inakoran]

 

 

Pernyataan ini disampaikan oleh Dr. Yayan G.H. Mulyana, Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri, saat membuka acara The 6th World Indonesianist Congress di Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 8 Oktober 2024.

 

Kongres ini dihadiri oleh para Indonesianis, peneliti, akademisi, termasuk Rektor Universitas Indonesia dan Wali Kota Bogor. Dan kegiatan yang berlansung dari tanggal  8 hingga 9 Oktober 2024, mengusung tema: “Toward a More Stable, Prosperous, and Advanced Indonesia: Insights from Indonesianists yang berarti "Menuju Indonesia yang Lebih Stabil, Sejahtera, dan Lebih Maju, Menurut Pandangan Para Indonesianis."

 Suasana kegiatan The 6th World Indonesianist Congress di Bogor,  Selasa (8/10/2024) [inakoran]

 


 

BACA JUGA:

Para Indonesianis Berikan Saran untuk Kemajuan Indonesia di Masa Depan

Program Makan Siang Gratis Bakal Telan Anggaran Rp800 Miliar per Hari 

Harga Minyak Dunia Naik Tipis di Tengah Isu  Gencatan Senjata Israel-Hizbullah
 


 

Dalam sambutannya, Dr. Yayan menekankan bahwa para Indonesianis memiliki latar belakang yang beragam, seperti akademisi, peneliti, analis, hingga profesional, yang telah mendedikasikan diri untuk memahami kompleksitas Indonesia. Melalui eksplorasi dan kajian yang mendalam terhadap budaya, tradisi, dan kebiasaan di Indonesia, para Indonesianis memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman dunia internasional mengenai Indonesia.

 

“Mereka adalah akademisi, peneliti, analis, spesialis, profesional, dan praktisi asing yang telah mendedikasikan diri untuk berusaha memahami Indonesia dengan segala kompleksitasnya,” ungkap Yayan dalam sambutannya.

Ketua penyelenggara acara, A.H. Sayfuddin [inakoran]

 

Yayan menjelaskan bahwa para Indonesianis ini tidak hanya mengkaji aspek budaya dan tradisi, namun juga memperluas pemahaman internasional tentang Indonesia dalam konteks politik, sosial, dan ekonomi. Hal ini menjadikan mereka sebagai sumber informasi berharga yang dapat meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan negara-negara asal mereka.

 

Untuk menghargai dan memaksimalkan kontribusi para Indonesianis, BSKLN Kemlu merasa perlu untuk menciptakan platform yang memfasilitasi kolaborasi di antara mereka. Sebagai tindak lanjut, BSKLN menginisiasi pembentukan Global Indonesianists Network, sebuah jejaring global yang menghubungkan para Indonesianis di berbagai disiplin ilmu dan profesi.

 

Platform ini akan berfungsi sebagai direktori yang memuat nama-nama dan kepakaran Indonesianis, serta repositori yang dapat diakses oleh akademisi dan profesional dari seluruh dunia. Dengan adanya platform ini, para Indonesianis dapat lebih mudah saling berkomunikasi, berkolaborasi, serta berbagi hasil penelitian dan pandangan mereka mengenai Indonesia.

 

“Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat jaringan global yang mendukung kajian Indonesia, sehingga tidak hanya memperkaya pengetahuan dunia tentang Indonesia, tetapi juga meningkatkan hubungan antarbangsa,” tambah Yayan.

 

Sementara di tempat yang sama, Ketua penyelenggara acara, A.H. Sayfuddin, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sekitar 300 Indonesianis di seluruh dunia. Pada kongres kali ini, sebanyak 8 narasumber hadir secara langsung di Bogor, sementara 10 narasumber lainnya menyampaikan presentasi secara daring.

 

Ia mengatakan para Indonesianis tersebut berasal dari berbagai negara. Dan Indonesianis yang hadir secara luring berasal dari Inggris, Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Pakistan, dan Singapura.

 



 



 

 

KOMENTAR