AHP :  Tantangan Merdeka Belajar  Mencerdaskan Anak Bangsa  Ditengah Covid 19

Hila Bame

Saturday, 02-05-2020 | 23:47 pm

MDN


Catatan Hardiknas ,2 Mei 2020

 

Jakarta,Inakoran

 

Ditengah tantangan pandemi covid 19 hingga di Hari Pendidikan Nasional ( Hardiknas) 2 Mei 2020 , bangsa Indonesia tetap kuat dan tak gentar menjalankan pendidikan merdeka belajar untuk mencerdaskan anak bangsa.

 

BACAJUGA: Keluarga Manggarai Kebon Jeruk Bertekad Lestarikan Budaya Manggarai di Jakarta

BACA JUGA: Dana Bos 50 Porsen ,Baru  Langkah Awal Soal Merdeka Belajar Di Sekolah

 

Merujuk pada cita-cita dasar yang menjadi tujuan didirikannya NKRI salah satunya adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”.

"Oleh karena itu, sejak awal lahirnya bangsa Indonesia,founding fathers republik ini sudah sadar betul bahwa pendidikan adalah kata kunci untuk mengisi tujuan hidup bangsa yang merdeka"  kata Dr Andreas Hugo Pareira Anggota DPRI Komisi X kepada sejumlah media ,Sabtu Sore (2/5)

 

Annggota DPRI F-PDIP ini mengatakan Pendidikan adalah kunci untuk menciptakan bangsa yang cerdas. 


Sehingga kalau tujuan bernegara adalah “mencerdaskan bangsa” maka pendidikan adalah instrumen utk melahirkan bangsa yang cerdas.

"Tidak ada bangsa yang cerdas, yang pendidikannya tidak maju. Suatu bangsa maju, kalau pendidikan dan SDM terdidik"tandas Anggota DPRI asal Maumere-Flores ini

Dikatakanya,Pendidikan  merupakan instrumen utama untuk menciptakan keadilan sosial.

Perubahan strata sosial individu, masyarakat bahkan bangsa hanya mungkin terjadi kalau memperoleh akses pendidikan yang sama dan merata.

Dan untuk melahirkan pendidikan yg mencerdaskan serta  pendidikan yang melahirkan keadilan sosial tentu harus didukung oleh sistem pendidikan yang dibangun dari komponen-komponen utama, yaitu:

pilihan metode pendidikan yang tepat serta guru / pendidik dan sarana penunjang pendidikan. 

Sejalan dengan prioritas pemerintahan Jokowi yg menempatkan pembangunan SDM sebagai prioritas, bangsa ini akan masuk ke dalam suatu era baru dalam sistem pendidikan nasional yang oleh mendikbud Nadiem Makarim disebut Merdeka Belajar.

 

BACA JUGA: Mencari Culprit Pandemi COVID-19

 

" Inti dari merdeka belajar tentu pada ruang terbuka  disiapkan untuk guru dan murid agar menguasai komptensi-kompotensi dasar keilmuan dibidangnya masing-masing  untuk selanjutnya berinovasi, berkreasi dan berimprovasi dalam proses pendidikan untuk melahirkan talenta-talenta  cerdas yg mampu menjawab persoalan dan tantangan kehidupan manusia"  katanya

AHP mengatakan Persoalannya, bisakah kita menerapkan Konsep merdeka belajar ini untuk  Indomesia setelah sekian lama anak bangsa ini dididik dengan sistem pendidikan indoktrinatif melalui beban kurikulum yg menumpuk yang ditentukan dari atas.

Jawabnya; harus bisa! Tentu dengan syarat:


Pertama, konsep merdeka belajar ini harus menjadi metode pendidikan yang dibakukan dalam sistem pendidikan nasional.

Kedua, guru harus dipersiapkan dan memahami konsep merdeka belajar ini, sehingga mampu menerapkan pada murid.

 

BACA JUGA: Artis Pop IU Bekerja sama dengan BTS Suga Dirilis 6 Mei

 

Ketiga, sarana dan prasarana pendidikan yang memunjang konsep merdeka belajar.

Dan keempat karena kita bicara pendidikan untuk  Indonesia sebagai instrumen mencerdaskan bangsa, sekaligus instrumen keadilan sosial, maka harus ada kesempatan dan akses yang sama bagi anak bangsa Indonesia untuk 3 poin sebelumnya. 

Merdeka Belajar di tengah Pandemi

Dia menjelaskan realita kita saat ini memang memprihatinkan. Bangsa ini baru memulai membenahi aspek pendidikan yg multikompleks, kita sdh dihadapi dengan masalah pandemi Covid 19 yang imbasnya sangat terasa pada bidang pendidikan.

Semua stake-holder pendidikan saat ini, baik birokrasi pendidikan, guru maupun siswa dipaksa harus bermigrasi dari pola pendidikan reguler tatap muka menjadi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dengan menggunakan IT.

 

BACA JUGA: Ini Pelaku Bisnis dan Industri Yang Terima Penggratisan Listrik dan Cara Mendapatkannya

 

Pada aspek migrasi terpaksa ini terasa sekali ketimpangan, kesiapan dan ketidak siapan, antara mereka yang punya dan mereka yg tidak punya, antara mereka yang terbiasa dengan  perangkat IT dan mereka yg belum terbiasa, antara mereka yg hidup di daerah “merdeka signal” dan mereka yg hidup di daerah “sulit signal”. 

"Dari peristiwa pandemi covid19 ini dan imbasnya pada bidang pendidikan, kalau mau jujur harus kita katakan bahwa kita tidak siap. Tapi persoalannya bukan siap atau tidak siap, karena memang tidak ada pil

BACAJUGA: Kata Pakar, 5 Zodiak Ini Sangat Mudah Jatuh Cinta, Anda Termasuk Salah Satunya?

KOMENTAR