Bitcoin Sulit Pertahankan Posisi di Angka US$ 100.000: Dipicu Aksi Jual

Sifi Masdi

Wednesday, 11-12-2024 | 10:58 am

MDN
Ilustrasi mata uang kripto Bitcoin [ist]

 

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Dalam beberapa pekan terakhir, harga Bitcoin mengalami fluktuasi yang signifikan, termasuk penurunan yang dipicu oleh gelombang aksi jual di pasar. Meskipun cryptocurrency terpopuler di dunia ini sempat mencetak rekor baru di angka US$ 103.800 pada 5 Desember 2024, Bitcoin kini kesulitan untuk mempertahankan posisinya di atas level psikologis US$ 100.000.

 

Pada Selasa, 10 Desember 2024, harga Bitcoin terpantau melemah dan sempat jatuh di bawah US$ 95.000 sebelum mencoba rebound ke level US$ 97.350 pada pagi hari perdagangan di Singapura. Kemudian dalam perdagangan Rabu (11/12/2024) harga Bitcoin bertengger di angkat US$97,379.  Penurunan ini tidak hanya mempengaruhi Bitcoin, tetapi juga memengaruhi token lain seperti Ether dan Dogecoin, yang mengalami pergerakan fluktuatif. Indeks aset digital yang lebih kecil bahkan merosot lebih dari 10%, menjadi salah satu penurunan terparah tahun ini.

 

Optimisme pasar yang sebelumnya mengemuka, terutama setelah pemilihan umum AS pada 5 November 2024, mulai mendingin. Janji Presiden AS terpilih, Donald Trump, untuk mendukung sektor kripto dan menciptakan regulasi yang lebih ramah terhadap aset digital sempat mengangkat sentimen investor. Namun, seiring berjalannya waktu, pasar menunjukkan tanda-tanda kelelahan, dan spekulan mulai menjual kepemilikan mereka ketika momentum harga berubah.

 


 

BACA JUGA:

Harga Minyak Dunia Kembali Melonjak: Dampak Permintaan China yang Tinggi

Rekomendasi Saham Pilihan Sektor Infrakstruktur: Rabu, 11 Desember 2024

Harga Bitcoin Akhirnya Tembus US$100.000 Per Koin

Bitcoin Tembus Rekor Baru: USD 99.000 per Koin

 


 

Seperti diungkapkan oleh Charlie Morris, kepala investasi di ByteTree Asset Management, "Angka-angka besar dan bulat adalah hal yang nyata dan sering kali butuh waktu untuk mengatasinya." Ia menekankan bahwa level US$ 100.000 adalah angka yang harus dihadapi secara mental oleh para investor, dan tanpa arus investasi yang kuat, Bitcoin mungkin akan menghabiskan waktu di sekitar angka tersebut.

 

Agenda Trump

Donald Trump telah menunjuk pendukung aset digital untuk memimpin regulasi sekuritas di AS, serta mengangkat individu pertama yang memegang posisi tinggi di Gedung Putih untuk menangani kecerdasan buatan dan kripto. Perubahan sikap Trump terhadap cryptocurrency, yang dulunya skeptis, menunjukkan bahwa industri ini telah berhasil mempengaruhi kebijakan publik dengan mengeluarkan dana besar untuk kampanye pemilihan.

 

 

Bagi para penggemar aset digital, ada harapan bahwa Trump akan mencabut tindakan keras yang diterapkan oleh pemerintahan Biden, yang dapat memicu ledakan dalam adopsi cryptocurrency. Namun, kritikus mengingatkan bahwa penerimaan kripto secara lebih luas membawa risiko tersendiri, terutama terkait dengan keamanan dan regulasi pasar.

 

Sejak Trump terpilih, sekitar US$ 10 miliar telah mengalir ke instrumen exchange traded funds (ETF) berbasis Bitcoin di bursa spot AS, menunjukkan tingkat minat yang tinggi di kalangan investor. Sementara itu, MicroStrategy Inc., perusahaan yang dikenal sebagai akumulator Bitcoin, baru-baru ini membeli token senilai US$ 2,1 miliar, menambah kepercayaan di pasar.

 

Analisis Teknis

Katie Stockton dari Fairlead Strategies LLC merekomendasikan "bias jangka pendek yang netral," setelah Bitcoin gagal mempertahankan level di atas US$ 100.000. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada potensi positif di masa depan, investor perlu mempertimbangkan risiko yang ada, termasuk volatilitas harga yang tinggi.



 

KOMENTAR