Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 2,7% Gegara Virus Corona

Sifi Masdi

Friday, 10-04-2020 | 20:19 pm

MDN
Deretan gedung perkantoran di Jakarta [inakoran.com]

Jakarta, Inako

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 diramalkan terus melorot sebagai dampak dari  Dampak virus corona atau pendemi  (Covid-19). Pertumbuhan ekonomi hanya mentok 2,7. Angka ini jauh dari asumsi makroekonomi dalam APBN 2020 yang menargetkan tumbuh sebesar 5,3%.

Simak video Inatv dan jangan lupa klik "subscribe and like" menuju Indonesia maju.

 

 

BACA JUGA: Bisnis Properti Semakin Tak Menentu di Tengah Serangan Virus Corona

Ramalan ini diungkapkan oleh Next Policy, Lembaga think thank independen. Lembaga ini mempresidken ekonomi RI hanya tumbuh di kisaran -0,84% hingga 2,57%. Pertumbuhan PDB sebesar minus 0,84% merupakan skenario terburuk dengan asumsi selama enam bulan, 75% perekonomian terhenti. Sedangkan pertumbuhan PDB senilai 2,57% merupakan skenario terbaik dengan asumsi selama 4 bulan, 50% perekonomian terhenti.

BACA JUGA: Virus Corona Picu Cadangan Devisa Melorot US$ 10 Miliar pada Maret 2020

Seperti diketahu,  dalam merespons pandemi Covid-19, pemerintahan Presiden Joko Widodo akan menggelontorkan stimulus senilai Rp 405 triliun. Namun pertanyaan adalah apakah stimulus ini efektif untuk membantu pertumbuhan Indonesia lebih kencang?.

"Untuk stimulus masih kita coba hitung. Tetapi intinya ada dua periode waktu. Jangka pendek, stimulus harus segera diberikan ke kelompok yang paling rentan, yaitu 40 persen income terbawah dan juga tenaga dan fasilitas kesehatan. Di jangka menengah dan panjang perlu juga ada insentif untuk industri untuk membayar utilitas dan juga subsidi gaji," ujar Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal kepada wartawan, Jumat (10/4/2020).

BACA JUGA:  Sri Mulyani Ungkap Skenario Terburuk yang Dihadapi Indonesia Akibat Virus Corona

Ia menambahkan bahwa yang paling penting dilakukan oleh pemerintah saat ini adalah membatasi infeksi virus corona. Pasalnya, semakin lama virus bertahan, maka dampak terhadap perekonomian juga semakin buruk.

"Stimulus menjadi tidak berarti jika virus tidak terkendali," kata Fithra yang juga pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia tersebut.
 

 

KOMENTAR