Ganjar Pranowo: Kalau Cuman Tanam Singkong dan Jagung, Petani Lebih Jago

Timoteus Duang

Friday, 26-01-2024 | 16:41 pm

MDN
Ganjar Pranowo memayungi tokoh adat Manggarai dalam kampanye akbar di Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Jumat (26/1/2024). FOTO: Tangkapan layar YouTube @GanjarPranowo

 

JAKARTA, INAKORAN.COM  

Peran petani dan generasi muda dalam membangun kemandirian pangan dirasa semakin penting untuk ditingkatkan.

 

Hal ini ditekankan Capres 03 Ganjar Pranowo dalam kampanye akbar di Ruteng, Nusa Tenggara Timur, Jumat (26/1/2024).

“Anak-anak kita ini adalah jagoan-jagoan pertanian yang hebat. Berikan kesempatan pada anak muda. Kasih pada petani-petani.”

Politisi PDI Perjuangan menyebut, kalau urusan menanam singkong dan jagung, misalnya, bisa diserahkan saja pada para petani karena mereka lebih berpengalaman.

Baca juga: Bertemu Tokoh Agama dan Masyarakat Manggarai, Ganjar: Saya dan Pak Mahfud Tidak Punya Beban Masa Lalu

“Kalau cuman tanam singkong sama jagung, mereka lebih jago. Mereka lebih bisa. Dan insyaallah tidak akan gagal. Karena mereka ahli dan punya pengalaman.”

Singkong dan jagung merupakan dua komoditas pertanian yang belakangan ini erat dikaitkan dengan proyek lumbung pangan yang berada di bawah tanggung jawab Kementerian Pertahanan.

Proyek singkong di Kalimantan Tengah misalnya dinilai gagal.

Baca juga: Ganjar Tidak Ambil Pusing Soal Jokowi Turun Gunung Untuk Kampanyekan Anaknya

Untuk menggantikan singkong, pemerintah kemudian menanam jagung di dalam polybag.

Lebih lanjut, Ganjar menyinggung pemberian bantuan berupa BLT (bantuan langsung tunai) dan PKH (program keluarga harapan).

Menurut mantan Gubernur Jawa Tengah itu, BLT dan PKH tidak cukup untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan.

Baca juga: Masyarakat Lampung Berharap Mahfud MD Terus Tegakkan Hukum

Ganjar-Mahfud memang akan melanjutkan program ini, tapi akan ditambah dengan program lain yang dinilai lebih bisa membebaskan masyarakat dari kemiskinan.

Pasangan yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Perindo, dan Hanura ini menawarkan program satu keluarga satu sarjana.

“Ketika saya bertemu dengan keluarga-keluarga di Indonesia yang nasibnya belum baik, ada kemiskinan di sana maka tidak cukup BLT, tidak cukup PKH.”

Baca juga: Sri Mulyani Imbau Anak Buahnya Jaga Netralitas dalam Pemilu

“Meskipun itu bisa kita berikan, tapi mereka butuh pendidikan yang baik.”

“Mereka butuh akses pendidikan untuk bisa mencapai sekolah di perguruan tinggi.”

 

KOMENTAR