Harga Emas Terkoreksi 0,3% Usai Cetak Rekor:  Apa Pemicunya?

Sifi Masdi

Friday, 21-03-2025 | 09:35 am

MDN
Ilustrasi Emas Batangan [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga emas mengalami koreksi pada Kamis (20/3) setelah sempat mencetak rekor tertinggi di awal sesi perdagangan. Meskipun mengalami penurunan 0,3%, tren bullish emas masih berlanjut, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed serta ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.

 

Melansir Reuters, harga emas spot turun ke level US$3.038,79 per ons troi pada pukul 11:38 a.m. EDT (15:38 GMT) akibat aksi ambil untung. Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi di US$3.057,21. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS justru ditutup naik tipis 0,1% ke US$3.043,80 per ons.

 

Alex Ebkarian, Chief Operating Officer di Allegiance Gold, menyatakan bahwa spekulan mengambil keuntungan setiap kali emas mencapai level tertinggi baru. "Kami melihat adanya sedikit resistensi setiap kali emas mencetak rekor," ujarnya.

 

Meskipun demikian, emas belum sepenuhnya berperan sebagai aset safe-haven bagi investor ritel. "Secara teknis, kita belum memasuki resesi. Namun, perlambatan ekonomi bisa meningkatkan ketidakpastian dan akhirnya mendorong permintaan terhadap emas," tambah Ebkarian.

 


BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Sektor Properti: Apa Masih Layak Dikoleksi?

Harga Emas Antam Naik Rp 15.000: Kamis (20/3/2025)

Harga Minyak Dunia Kembali Menguat: Stok BBM AS Menipis

Bank Sentral Korea Tolak Bitcoin Sebagai Aset Cadangan Devisa


 

Ketua The Fed, Jerome Powell, pada Rabu (19/3) menyatakan bahwa kebijakan perdagangan awal era Trump, termasuk tarif impor yang luas, mungkin telah memperlambat pertumbuhan ekonomi AS dan meningkatkan inflasi.

 

Di sisi lain, Donald Trump mengkritik keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga meskipun bank sentral memproyeksikan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin sebelum akhir tahun.

 

Data LSEG menunjukkan bahwa pedagang saat ini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 69 basis poin oleh The Fed tahun ini, dengan satu pemangkasan penuh diperkirakan terjadi pada Juli.

 

Analis dari Citi dalam sebuah catatan menyatakan bahwa dalam skenario bullish, harga emas bisa mencapai US$3.500 per ons pada akhir tahun. Faktor utama yang mendorong kenaikan tersebut adalah meningkatnya permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi, termasuk potensi stagflasi atau ‘hard landing’ ekonomi AS.

 

Sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian, emas cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah. Jika The Fed benar-benar memangkas suku bunga, maka dorongan bagi emas untuk terus menguat semakin besar.

 

Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan beragam: Perak spot turun 1,2% ke US$33,41 per ons troi; Platinum turun 1,1% ke US$982,00 per ons troi; Palladium turun 1,3% ke US$946,50 per ons troi.

 

Disclaimer:

Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu berdasarkan kondisi pasar dan kebijakan perusahaan.

 

 


 

 

KOMENTAR