Harga Minyak Sawit Anjlok Hingga 40%

Sifi Masdi

Friday, 16-08-2024 | 15:43 pm

MDN
Kegiatan pengangkutan buah sawit [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak sawit mentah (CPO) mengalami penurunan tajam pada Juli 2024, menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor CPO dan turunannya mencatatkan penurunan yang signifikan, yakni hampir 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

 

Pada Juli 2024, ekspor CPO tercatat sebesar US$1,39 miliar, turun drastis sebesar 39,22 persen dibandingkan dengan nilai ekspor pada Juli 2023 yang mencapai US$2,28 miliar. Bahkan, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni Juni 2024, penurunan tersebut mencapai 36,27 persen dari nilai ekspor US$2,18 miliar.

 

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis (15/8), menjelaskan bahwa penurunan ekspor CPO ini disebabkan oleh indikasi penurunan permintaan global.

 


 

BACA JUGA:

PLN Dorong Penggunaan Biomassa untuk Co-Firing di PLTU 

Industri Batubaru Didorong Jadi Transisi Menuju Energi Terbarukan

Pemerintah Optimis Ekspor Batubara Meningkat Akhir 2024

Rekomendasi Saham Pilihan: Jumat, 16 Agustus 2024

 

 


 

"Penurunan volume CPO lebih dalam dibandingkan penurunan nilainya, yang menunjukkan bahwa permintaan terhadap CPO memang sedang menurun," ungkap Amalia.

 

Penurunan ekspor CPO paling signifikan terjadi di India dan China, dua pasar utama bagi minyak sawit Indonesia. Ekspor CPO ke India tercatat anjlok sebesar 59,3 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 67,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Di sisi lain, ekspor ke China juga mengalami penurunan yang tajam, dengan angka 49,56 persen (mtm) dan 30,04 persen (yoy).

 

 

 

 

Penurunan tajam ekspor ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh industri CPO Indonesia dalam menghadapi fluktuasi permintaan global dan kebijakan proteksionis dari negara-negara tujuan ekspor.

 

Selain CPO, komoditas lain yang juga mengalami penurunan ekspor adalah batu bara. Nilai ekspor batu bara pada Juli 2024 tercatat sebesar US$2,49 miliar, turun 2,49 persen dibandingkan dengan Juli 2023 yang mencapai US$2,56 miliar. Meski volumenya meningkat, penurunan harga batu bara yang sedang dalam tren menurun menyebabkan turunnya nilai ekspor komoditas ini.

 

Penurunan harga batu bara ini merupakan refleksi dari dinamika pasar energi global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk fluktuasi harga energi internasional dan permintaan dari negara-negara pengimpor utama.

 

KOMENTAR