Istana Bantah Presiden Jokowi Terlibat dalam Pengunduran Diri Airlangga Hartarto

Aril Suhardi

Monday, 12-08-2024 | 14:26 pm

MDN
Presiden Jokowi dan Menteri Investasi sekaligus politisi Golkar Bahlil Lahadalia [Foto: Ist]

Jakarta, Inakoran.com

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana merespons tudingan yang menyebut ada campur Istana dalam pengunduran diri Airlangga Hartarto dari Ketua Umum Partai Golkar.

Ari menegaskan Airlangga mundur karena alasan dan inisiatif pribadi. Pengunduran diri Airlangga juga merupakan urusan internal Golkar. Hal ini tidak ada kaitannya dengan Presiden Joko Widodo.

"Pengunduran diri Bapak Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar adalah pilihan atau hak pribadi beliau yang selanjutnya sepenuhnya menjadi urusan internal Partai Golkar. Jadi tidak ada kaitannya sama sekali dengan Presiden” kata Ari dikutip pada Senin, 12 Agustus 2024.

BACA JUGA: Airlangga Mundur, Jusuf Kalla Sebut Ada Tekanan Eksternal yang Kuat

Ari menambahkan saat ini Airlangga masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan turut menghadiri sidang perdana kabinet di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Utara.

“Dari semalam sampai hari ini beliau mendampingi Bapak Presiden di IKN,” sambung Ari.

Diketahui, pengunduran diri Airlangga yang diumumkan pada Minggu 11 Agustus 2024 memunculkan banyak teka-teki.

Dalam pernyataannya, Airlangga memang menyatakan bahwa hal itu ia lakukan demi soliditas partai. Namun, muncul juga isu bahwa ada keterlibatan Istana dalam pengunduran diri Airlangga.

BACA JUGA: JK Tolak Munas Golkar Dipercepat: Jangan Menyerah pada Tekanan Pihak Luar

Politisi senior Golkar Jusuf Kalla mengatakan bahwa Airlangga mundur bukan karena tekanan internal. Pasalnya, Airlangga berhasil memimpin Golkar yang dibuktikan kemenangan Prabowo-Gibran, pasangan yang diusung Golkar di Pilpres dan bertambahnya kursi Golkar di DPR.  

Jusuf Kalla pun menduga ada tekanan eksternal yang kuat. “Iya (ada tekanan eksternal untuk mundurnya Airlangga). Berarti ada tekanan yang lebih kuat karena dari internal, saya yakin tidak ada,” ujar Ketum Golkar periode 2004-2009 itu. 

“Karena semua sudah setuju (Munasnya) Desember. Tiba-tiba (Airlangga) berhenti sekarang, berarti ada yang lebih besar dari itu. Berarti ada alasan yang kuat, mungkin saja menyangkut dia secara pribadi, sehingga dia mengundurkan diri,” sambungnya.

 

KOMENTAR