Mohamad Nasir: Perguruan Tinggi Harus Menjadi Yang Terdepan Dalam Mencegah Radikalisme
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, perguruan tinggi (PT) harus menjadi yang terdepan dalam setiap upaya untuk mencegah masuknya paham radikal ke tengah masyarakat.
Hal itu ditegaskan Menristekdikti, saat Dialog Nasional II Indonesia Maju di Universitas Bandar Lampung, Bandar Lampung, Lampung, Senin.
"Perguruan tinggi merupakan gerbang utama dalam mencegah radikalisme. Kampus menjadi pusat ilmu pengetahuan serta menolak radikalisme dan intoleransi," tegasnya.
Kampus, kata Nasir, harus menjadi pemersatu bangsa. Jika ada kampus yang terindikasi intoleransi maka harus segera diselesaikan dengan baik.
"Tolong diselesaikan dengan baik, kalau ada di lingkungan kampus terindikasi intoleransi. Ajak bersama untuk memajukan pendidikan Indonesia," ujarnyanya.
Untuk menjadi garda terdepan, lanjut Nasir, mahasiswa dan dosen harus bekerja sama dalam mendeteksi benh-benih radikalisme di lingkungan kampus.
Nasir sendiri mengutuk keras tragedi peledakan bom yang terjadi di rumah ibadah di Surabaya, yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Jalan Ngagel, GKI Jalan Diponegoro dan GPPS Jalan Arjuna.
Menurut Nasir, aksi teror peledakan bom yang menewaskan sekitar 13 orang dan melukai 41 lainnya itu tidak ada hubungan dengan agama apapun.
"Kasus peledakan di Surabaya tidak ada hubungannya dengan agama apapun," katanya.
Pelaku pengeboman diduga satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan empat anaknya.
TAG#Kampus, #Terorisme, #Menristekdikti, #Surabaya, #Radikalisme, #Ledakan, #Mohamad Nasir
182204843
KOMENTAR