Oknum Pendeta Habisi Nyawa Pasangan Gelapnya Dengan Sebilah Pisau

Inakoran

Tuesday, 05-06-2018 | 05:17 am

MDN
Henderson Sembiring [ist]

 

Medan, Inako 



Naas benar nasib Rosalia Cici Maretini Siahaan (21). Nyawanya terpaksa berakhir di ujung sebilah pisau seorang oknum pendeta bernama Henderson Sembiring (53), di kamar mandi, Gereja Sidang Rohul Kudus Indonesia (GSRI), Kecamatan Tanjung Morawa, Deliserdang, Sumatera Utara. Kamis (31/5/2018).

Peristiwa tragis itu bermula, saat Cici (21), menjalin hubungan asmara dengan Henderson Sembiring, seorang oknum pendeta yang diketahui sudah memiliki dua orang anak, sejak tahun 2015 lalu.

Menurut pengakuan Henderson, selama menjalin kasih, keduanya melakukan hubungan layaknya suami istri di di beberapa lokasi antara lain di ladang karet milik Anderson sebanyak dua kali sepekan.

Tragedi berdarah itu tiba, saat Minggu (20/5/2018) lalu, Cici menelpon Henderson, memberitahu kalau dirinya sedang hamil tiga bulan. Kabar kehamilan itu, membuat Henderson panik. Ia lantas meminta korban menggugurkan kandungannya.

Namun, permintaan pelaku ditolak mentah-mentah oleh korban. Henderson pun panik dan berjanji akan mencari solusi terbaik bagi Cici.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, solusi yang dijanjikan tidak kunjung tiba. Henderson semakin tertekan. Ia kemudian mengajak korban bertemu di sebuah gereja tempat korban merenggut nyawa.

Di hadapan penyidik, Minggu (3/6/2018), Henderson menceritakan kronologi pembunuhan itu. Ia menuturkan, pada Kamis (31/5/2018), dirinya menelpon korban untuk menyuruh datang ke gereja dengan alasan jika pada pukul 12.00 WIB, ia akan mengikuti kebaktian di daerah Kabanjahe, Kabupaten Tanah Karo.

Korban menjawab pasti datang ke gereja. Sebelum percakapan via seluler terputus, Henderson bertanya dimana posisi korban.

"Aku sempat nanya dimana posisinya dan dijawabnya sedang berada di daerah Kecamatan Patumbak," ujarnya.

Mendengar jawaban korban berada di Patumbak, Henderson Sembiring cemburu dan mencurigai jika korban bersama teman lelakinya. Saat korban sudah di Gereja, terjadi percekcokan antara korban dengan Henderson karena rasa cemburu.

Henderson melarang korban untuk menjalin hubungan dengan lelaki lain tapi korban tidak mau sehingga korban dan Henderson saling mengeluarkan ucapan akan saling membunuh.

Korban mengambil pisau dan Henderson Sembiring panik dan langsung memukul pundak sebelah kiri korban dengan alu sebanyak dua kali hingga korban terjatuh.

Selanjutnya, Henderson memukul pundak sebelah kanan dan kepala korban hingga helm yang dipakai korban pecah. Korban yang kesakitan pun menjerit minta tolong sehingga membuat Henderson Sembiring makin takut dimassa warga yang sudah ramai di luar.

Karena korban sudah terkapar, pisau yang ditangannya lepas. Lalu Henderson mengambil pisau dan menikamkannya ke leher korban. Karena korban masih menjerit, Henderson menggorok leher korban hingga korban tewas berlumuran darah.

Setelah menjalankan aksi sadisnya, Henderson Sembiring membersihkan ceceran darah korban serta membuka celana korban dan menyetubuhi jasad korban.

 

KOMENTAR