Prediksi Kinerja Emiten Adaro Energy Usai Lego Saham Anak Usahanya

Sifi Masdi

Friday, 13-09-2024 | 09:41 am

MDN
Pengembangan usaha PT Adaro Energy Indonesia dalam komoditas Batubara [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Rencana PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) untuk melepas kepemilikan sahamnya di PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) menarik perhatian pelaku pasar. Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar ADRO untuk memisahkan bisnis pertambangan dari dua pilar baru, yakni Adaro Minerals dan Adaro Green.

 

Dengan rencana ini, ADRO semakin fokus pada diversifikasi bisnis di luar sektor batubara, sejalan dengan komitmennya untuk meningkatkan kontribusi dari sektor hijau hingga 50% dari total pendapatan pada tahun 2030.

 

ADRO berencana menjual sebanyak 99,9999% saham di AAI dengan nilai transaksi sekitar USD 2,45 miliar, setara dengan 31,8% dari total ekuitas perusahaan. Jika dikonversi ke dalam rupiah dengan kurs Rp 15.430 per dolar AS, jumlah tersebut mencapai Rp 37,80 triliun. Transaksi ini akan dilakukan melalui mekanisme Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) berdasarkan POJK 76/2017, dengan pembeli adalah para pemegang saham ADRO yang terdaftar pada tanggal pencatatan tertentu.

 

Pada tanggal 18 Oktober 2024, ADRO akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk melaksanakan aksi korporasi ini. Selain itu, ADRO mempertimbangkan untuk membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham, yang dapat digunakan untuk mendanai partisipasi dalam pembelian saham AAI.

 


 

BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Berpeluang Cuan di Akhir Pekan 

Adaro Energy Jual Saham Anak Usahanya: Siapa Calon Pembelinya?

LKM Kalah Populer dengan Fintech Lending: Perlu Adaptasi Teknologi

PT Adaro Energy Bakal Buyback Saham Senilai Rp 4 Triliun

 


 

AAI, yang sebelumnya dikenal dengan nama PT Alam Tri Abadi, memiliki saham di beberapa perusahaan tambang batubara termal, seperti PT Adaro Indonesia dan PT Paramitha Cipta Sarana. Selain itu, AAI juga memiliki saham di perusahaan tambang batubara yang sedang dalam pengembangan, yaitu PT Pari Coal dan PT Ratah Coal, serta mengelola bisnis logistik seperti angkutan tongkang dan pemuatan kapal batubara.

 

Selain bisnis pertambangan, AAI juga menjalankan bisnis pendukung lainnya melalui anak perusahaan yang bergerak di bidang pertanahan, air, investasi, dan ketenagalistrikan. Dengan rencana pemisahan ini, ADRO berencana memperkuat fokus pada pengembangan bisnis non-batubara dan hijau melalui Adaro Green, yang diproyeksikan akan mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan di masa depan.

 

 

 

Pemisahan bisnis pertambangan ini merupakan bagian dari strategi ADRO untuk mendukung ekspansi dan diversifikasi bisnis. Dengan memisahkan AAI, ADRO berharap dapat meningkatkan fokus pengembangan bisnis di sektor hijau dan non-batubara. Aksi ini juga diharapkan membuka akses bagi ADRO untuk mendapatkan pembiayaan yang lebih kompetitif serta menarik mitra strategis dalam proyek-proyek ramah lingkungan.

 

ADRO memiliki visi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungannya pada bisnis batubara dan beralih ke sektor energi yang lebih ramah lingkungan. Penjualan saham AAI dinilai sebagai langkah penting dalam menggalang dana yang diperlukan untuk pengembangan bisnis hijau ini. Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendapatkan sekitar 50% dari pendapatannya dari sektor non-batubara pada tahun 2030.

 

Respon Pasar dan Prediksi Kinerja

Langkah ADRO ini disambut positif oleh pasar. Pada perdagangan Kamis, 12 September 2024, saham ADRO bergerak di rentang harga Rp 3.800 - Rp 4.050 dan ditutup menguat 9,38% pada level Rp 3.850 per saham. Kenaikan ini dipicu oleh ekspektasi pasar terhadap pembagian dividen tunai yang lebih tinggi, serta potensi dividen khusus yang akan memberikan nilai tambah bagi investor.

 

Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan, menilai bahwa respons positif pasar terhadap rencana ini terutama didorong oleh harapan akan dividen yang lebih besar. Selain itu, harga penawaran saham AAI yang diestimasi memiliki Price to Earning Ratio (P/E) tahunan sebesar 1,3 hingga 1,4 kali juga dinilai menarik, mengingat rata-rata industri saat ini berada di level 4 hingga 6 kali.

 

Dari sudut pandang jangka panjang, ADRO dinilai memiliki prospek stabil. Analis Stocknow.id, Dinda Resty Angira, menambahkan bahwa lonjakan harga saham ADRO mencerminkan optimisme pasar terhadap potensi ekspansi yang dapat dibiayai dari hasil penjualan saham AAI. Langkah ini dinilai sebagai upaya ADRO untuk memperkuat fundamental perusahaan, terutama dengan target diversifikasi bisnis yang signifikan.


 

KOMENTAR