Protes Pertemuan Puncak Quad, China dan Rusia Terbangkan 6 Pesawat Pembom di Atas Perairan Jepang

Binsar

Wednesday, 25-05-2022 | 11:46 am

MDN
Protes Pertemuan Puncak Quad, China dan Rusia Terbangkan Pesawat Pembom di Atas Perairan Jepang [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

China dan Rusia menerbangkan enam pesawat pembom di atas perairan dekat Jepang, Selasa (24/5) di saat Perdana Menteri Fumio Kishida menjadi tuan rumah pertemuan dengan para pemimpin Amerika Serikat, Australia. dan India.

Menteri pertahanan Jepang menilai aksi itu merupakan bentuk protes terhadap pertemuan puncak Quad yang diadakan di Tokyo. Angkatan Udara Bela Diri Jepang merespon aksi itu dengan mengerahkan pesawat tempurnya.

Melansir Kyodo News, Rabu (25/5), China dan Rusia menerbangkan pesawat pengebom di atas Laut Jepang, Laut China Timur dan Pasifik dari pagi hingga sore hari.

 

 

Aksi itu menjadi yang pertama dilakukan Beijing dan Moskow tahun ini sejak November tahun lalu.

"Latihan militer yang dilakukan oleh pembom kedua negara di dekat negara kita selama pertemuan para pemimpin Jepang, Amerika Serikat, Australia dan India, dimaksudkan sebagai aksi demonstrasi terhadap Jepang,” kata Menteri Pertahanan Nobuo Kishi kepada wartawan.

Jepang "tidak pernah bisa mengabaikan" tindakan itu karena China mengambil langkah bersama dengan "Rusia, negara agresor, pada saat masyarakat internasional telah menanggapi agresi Rusia di Ukraina," kata Kishi.

Dia mengatakan tindakan itu "akan meningkatkan tingkat provokasi" dan bahwa Jepang menyampaikan "keprihatinan besar" kepada kedua negara melalui saluran diplomatik.

Menurut Kishida, aksi itu menjadi yang keempat kali dilakukan China dan Rusia.

 

 

Menurut kementerian, empat pesawat tempur China adalah dua pembom Xian H-6 dan dua lainnya diyakini memiliki tipe yang sama. Tidak ada penyusupan ke wilayah udara Jepang oleh salah satu dari enam pembom.

Dalam pertemuan Quad, keempat pemimpin menegaskan koordinasi dalam mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, sebuah visi yang secara luas dilihat sebagai melawan pengaruh China yang meningkat, karena invasi Rusia ke Ukraina dapat mendorong Beijing untuk mengambil tindakan tegas lebih lanjut atas Taiwan dan titik nyala potensial lainnya di wilayah.

Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip oleh kantor berita Tass mengatakan bahwa pesawat kedua negara "bertindak tegas sesuai dengan ketentuan hukum internasional, tidak ada pelanggaran wilayah udara negara asing."

 

 

KOMENTAR