Rupiah Kembali Melemah, Tembus Rp 15.900/US$

Sifi Masdi

Monday, 01-04-2024 | 11:32 am

MDN
Rupaih Vs Dolar AS [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

 

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (1/4/2024) kembali melemah. Dilansir dari Refinitiv, pada pukul 09:42 WIB, rupiah terpantau melemah diangka  Rp 15.900/US$ atau turun  turun 0,32%.

 

BACA JUGA: Rekomendasi Saham  yang Berpotensi Cuan Hari Ini, Senin (1/4/2024)

 

Posisi ini merupakan yang terendah sejak 1 November 2023, atau sekitar lima bulan terakhir. Pelemahan ini juga merupakan depresiasi yang terjadi selama tiga hari beruntun.

 

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) mengalami penurunan tipis sebesar 0,03% ke angka 104,52. Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang lain juga mengalami penurunan. Dolar Singapura turun 0,01%, won Korea turun 0,04%, peso Filipina turun 0,10%, ringgit Malaysia turun 0,01%, dan yen Jepang turun 0,05%. Di sisi lain, dolar Hongkong menguat 0,02%, rupee India menguat 0,03%, dan yuan China menguat 0,06%.

 

BACA JUGA: Rp 2,47 Triliun! Jumlah Dana Pinjol yang Tersalur ke Sektor Pendidikan

 

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa fokus pasar saat ini tertuju pada data indeks harga PCE atau ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada hari Jumat.

 

Menurutnya, tanda-tanda menurunnya inflasi kemungkinan besar akan memicu pelemahan terhadap dolar AS, mengingat hal tersebut meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal.

 

Bersamaan dengan data PCE, pidato terpisah dari Ketua The Fed Jerome Powell dan anggota FOMC Mary Daly juga akan disampaikan pada hari Jumat, meskipun pasar akan tutup karena libur Jumat Agung.

 

BACA JUGA: Rupiah Kembali Melemah, Tembus Rp15.860/US$

 

Sinyal dari keduanya mengenai penurunan suku bunga akan diawasi dengan ketat, setelah pejabat Fed lainnya memberikan nada yang agak hawkish pada minggu ini. Gubernur Christopher Waller memperingatkan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk mulai menurunkan suku bunga, dengan alasan inflasi yang sulit dan ketahanan ekonomi AS.

 

 

 

 

Dari dalam negeri, Ibrahim menuturkan sentimen tertuju pada para analis yang optimistis pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I/2024 tidak jauh dari angka 5%. Penopang utama laju pertumbuhan ekonomi tersebut karena adanya efek pemberian komponen tunjangan kerja dan THR di momen hari raya Idulfitri 1445 yang jatuh pada tanggal 9 April 2024.

 

Namun, saat ini investor masih memantau perkembangan sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

 

Berlanjutnya gugatan hingga diterimanya pemeriksaan dapat menjadi sentimen negatif untuk pasar keuangan, sebab hal ini dapat menjadi kekhawatiran investor akan ketidakpastian kondisi politik Indonesia.

 

Dalam situasi ini, penting bagi investor untuk tetap waspada dan melakukan analisis yang cermat sebelum membuat keputusan investasi. Selalu ingat, investasi yang baik adalah investasi yang didasari oleh pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang pasar.

 

 

 

KOMENTAR